warna
liturgi Putih
Bacaan
Kis.
2:14,22-33; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; 1Ptr. 1:17-21; Luk.
24:13-35. BcO Why 6:1-17
Lukas 24:13-35:
13 Pada
hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama
Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14 dan mereka
bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15Ketika mereka
sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati
mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.16Tetapi ada sesuatu yang
menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.17Yesus
berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu
berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.18Seorang dari
mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang
asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari
belakangan ini?"19Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab
mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang
nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan
seluruh bangsa kami.20Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah
menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.21Padahal
kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa
Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu
terjadi.22Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami:
Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,23dan tidak menemukan mayat-Nya.
Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka
malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.24Dan beberapa teman kami
telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan
perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."25Lalu Ia berkata
kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga
kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!26Bukankah
Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam
kemuliaan-Nya?"27Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis
tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala
kitab nabi-nabi.28Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat
seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.29Tetapi mereka sangat
mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari
telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia
untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.30Waktu Ia duduk makan dengan mereka,
Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya
kepada mereka.31Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia,
tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.32Kata mereka seorang kepada yang
lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita
di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"33Lalu
bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati
kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman
mereka.34Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah
menampakkan diri kepada Simon."35Lalu kedua orang itupun menceriterakan
apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu
Ia memecah-mecahkan roti.
Pada
tanggal 21 April yang lalu kita menjumpai anak-anak sekolah dari TK sampai
tingkat tinggi memakai kebaya dan beskapan. Mereka merayakan hari Kartini
dengan cara itu. Cara itu pasti memberi tanda tertentu, namun cukupkah itu untuk
mengenang sang “Dari Gelap Terbitlah Terang”? Kartini memberi cahaya bagi para
perempuan untuk memperoleh pendidikan. Ia membawa perempuan keluar dari
kegelapan menuju jalan terang.
Dua orang
murid pulang dengan hati yang gelap. Mereka kehilangan pribadi yang menjadi
tumpuan harapannya. Yesus telah mati. Mereka pun tidak tahu di mana jenasah
Yesus berada. Yesus datang menemui mereka. Mereka tidak sadar bahwa yang datang
adalah Yesus. Yesus pun menuntun mereka melepaskan diri dari suasana gelap
menuju terang. Merekapun terbuka dan melihat jalan terang tersebut.
Ada banyak
orang yang mengalami gelap dalam hidupnya. Mereka membutuhkan penuntun menuju
terang. Maka kiranya kita perlu menjaga jalan terang kita agar bisa menuntun
mereka yang lagi ada dalam kegelapan untuk menemukan jalan terang.
Kontemplasi:
Bayangkan
kisah dalam Injil Luk 24:13-35. Bandingkan dengan pengalamanmu.
Refleksi:
Bagaimana
caranya membebaskan diri dari kegelapan?
Doa:
Tuhan
Engkau penuntunku. Di jalan-Mu semua terlihat dengan baik. Semoga aku bisa
bertahan dalam jalan-Mu dan menuntun sesamaku ke sana. Amin.
Perutusan:
Aku akan
membebaskan diri dari kuasa kegelapan. -nasp-
#saksikan
bagian pertama film “Di Mataku” di TVRI Jogja antara jam 15an WIB hari Minggu,
30 April 2017#
0 comments:
Post a Comment