Minggu Palma
Mengenangkan sengsara Tuhan
Minggu, 9 April 2017
Matius 27:11-54
27:11. Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan
wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab
Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya."
27:12 Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam
kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun.
27:13 Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah
Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
27:14 Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga
wali negeri itu sangat heran.
27:15 Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk
membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang
banyak.
27:16 Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang
yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas.
27:17 Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus
berkata kepada mereka: "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus
Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?"
27:18 Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah
menyerahkan Yesus karena dengki.
27:19 Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan,
isterinya mengirim pesan kepadanya: "Jangan engkau mencampuri perkara
orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam."
27:20 Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan
tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan
Yesus dihukum mati.
27:21 Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka:
"Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan
bagimu?" Kata mereka: "Barabas."
27:22 Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu,
apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka
semua berseru: "Ia harus disalibkan!"
27:23 Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang
telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus
disalibkan!"
27:24 Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan
sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya
di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah
orang ini; itu urusan kamu sendiri!"
27:25 Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah
darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!"
27:26. Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi
Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.
27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa
Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling
Yesus.
27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan
jubah ungu kepada-Nya.
27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan
menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan
kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia,
katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!"
27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan
memukulkannya ke kepala-Nya.
27:31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan
jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian
mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.
27:32 Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka
berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa
untuk memikul salib Yesus.
27:33. Maka sampailah mereka di suatu tempat yang
bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak.
27:34 Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur
empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.
27:35 Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi
pakaian-Nya dengan membuang undi.
27:36 Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia.
27:37 Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang
menyebut alasan mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi."
27:38 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang
penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.
27:39 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan
sambil menggelengkan kepala,
27:40 mereka berkata: "Hai Engkau yang mau
merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!"
27:41 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama
ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata:
27:42 "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya
sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib
itu dan kami akan percaya kepada-Nya.
27:43 Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah
menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata:
Aku adalah Anak Allah."
27:44 Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama
dengan Dia mencela-Nya demikian juga.
27:45 Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi
seluruh daerah itu sampai jam tiga.
27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara
nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku?
27:47 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di
situ berkata: "Ia memanggil Elia."
27:48 Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia
mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu
mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum.
27:49 Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan,
baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia."
27:50. Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu
menyerahkan nyawa-Nya.
27:51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari
atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
27:52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang
kudus yang telah meninggal bangkit.
27:53 Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar
dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
27:54 Kepala
pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika
mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata:
"Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, pada umumnya orang akan memandang sengsara derita sebagai musibah. Dan kematian menjadi derita dari segala derita dan musibah dari segala musibah.
- Tampaknya, pada umumnya orang amat menginginkan terhindar dari musibah. Apalagi dengan kematian, sekalipun menurut perhitungan medis sudah tidak tertolong, pada umumnya orang akan berjuang untuk menghindarinya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, seberat apapun menjadi tanggungan dan semendalam apapun menjadi kesusahan, bagi orang baik dan benar segala susah derita termasuk kematian adalah proses untuk mendapatkan saat pelantikan sebagai sosok yang menyandang kemuliaan hidup. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tetap menghadirkan aura kemuliaan hidup sekalipun berada di tengah segala cercaan hidup.
Ah, orang harus berani
kompromi agar tetap selamat.
0 comments:
Post a Comment