HARI SELASA
DALAM OKTAF PASKAH
warna
liturgi Putih
Bacaan
Kis.
2:36-41; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22; Yoh. 20:11-18. BcO 1Ptr
1:22-2:10
Yohanes 20: 11-18:
11Tetapi
Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke
dalam kubur itu, 12dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih,
yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat
Yesus terbaring. 13Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa
engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil
orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." 14Sesudah berkata
demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia
tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 15Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa
engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu
adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang
mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku
dapat mengambil-Nya." 16Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria
berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!",
artinya Guru. 17Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku,
sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku
dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan
Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." 18Maria Magdalena pergi dan berkata
kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia
yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Renungan:
Yesus telah
bangkit. Yesus yang telah bangkit itu menemui Maria yang kehilangan. Perjumpaan
itu sungguh menguatkan hati Maria. Hatinya yang lunglai karena kepedihan menjadi
bergairah karena bertemu deng Tuhan yang telah bangkit. Ia pun membawa kabar
kebangkitan tersebut, “Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid:
"Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal
itu kepadanya” (Yoh 20:18).
Pada
saat-saat tertentu mungkin kita mengalami lesu dan tak berdaya. Semua hal yang
telah kita usahakan dan harapan tampak sirna dan tak berbekas. Tidak ada lagi
penopang yang menegakkan tulang kita untuk berdiri. Walau kondisi ini membawa
kita pada ketidakberdayaan bahkan ketidakpercayaan namun justru pada saat
seperti itu kita perlu datang dan mengandalkan Tuhan. Maria Magdalena tidak
lari ke mana-mana. Ia hanya datang dan mencari Tuhan. Tuhan pun melegakan
kelelahan Maria. Mari kita selalu datang kepada Tuhan.
Kontemplasi:
Bayangkan
kisah dalam Injil Yoh 20:11-18. Timba daya perjumpaan dengan Tuhan.
Refleksi:
Apa yang
aku lakukan kala merasa tidak berdaya dan tidak punya harapan?
Doa:
Tuhan
semoga aku selalu merasakan daya kekuatan-Mu terutama kala harapanku hampir
pupus. Amin.
Perutusan:
Aku menguatkan
semangat hidup dari Tuhan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment