Pasang Gorden

Ini tentang kapel Domus Pacis yang baru saja dibangun. Memang, masih ada bocor apabila hujan amat lebat sekali. Barangkali ini dari talang yang pada saat seperti itu tak mampu menampung dan segera mengalirkan derasnya air. Tetapi yang akan diberitakan adalah fasilitas yang pelan-pelan mulai mengisi ruang kapel. Bangunan ini didominasi dengan dinding kaca sehingga membutuhkan gorden. Dengan kapel baru ini para rama penghuni diharapkan bergantian memimpin misa, sehingga harus disediakan soundsystem terutama untuk para rama yang dalam bersuara bermasalah. Karena kebanyakan menjalani mobilitas di rumah dengan kursi roda, maka dibutuhkan altar khusus dengan ketinggian yang dikaitkan dengan kursi roda. Ketinggian tabernakel pun harus dapat dijangkau oleh rama dengan duduk di kursi rodanya. Panti imam tidak dibuat lebih tinggi dengan tangga-tangga dibandingan tempat peserta misa agar imam yang memimpin tidak mengalami masalah harus menaiki trap.

Pada Senin tanggal 27 Maret 2017 pada jam 15.30 ada dua orang pekerja sebuah toko kain datang di Domus. Mereka datang untuk memasang gorden. Beberapa hari sebelumnya salah satu pekerja sudah datang untuk mengukur. Pada hari itu mereka membawa pancangan alumunium yang harus dipasang untuk menggantungkan gorden-gorden. Tengan bor mesin listrik pancang-pancang dipasang oleh satu pekerja. Pekerja lain menyusul dengan memasang gordennya. Pada saat dua pekerja itu sudah bekerja, datanglah Pak Naryo. Beliau adalah salah satu relawan Domus Pacis yang selalu siap untuk membantu dalam membeli barang-barang yang dibutuhkan oleh Domus Pacis. Pak Naryo dan istrinya memang memiliki hubungan dekat dengan para pengusaha dan toko sehingga Domus Pacis selalu dibantu untuk memperoleh harga khusus. Kedatangan Pak Naryo memang sudah diketahui oleh Rm. Bambang, karena Bu Ninik, istri beliau, sudah memberi informasi lewat WA "Romo...nnt jam 15 p naryo akan mengawasi tukang pasang gorden ya".