Rabu, 1 Maret 2017
Matius 6:1-6.16-18
6:1. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban
agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu
tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah
engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di
rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah
diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan
tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu."
6:5. "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa
seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam
rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam
kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu.
6:16. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram
mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat
bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah
mendapat upahnya.
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah
kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya
jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh
Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, setiap agama memiliki tata kewajibannya. Secara umum kewajiban hidup beragama menyangkut kegiatan berdana, berdoa, dan berpuasa.
- Tampaknya, di dalam agama juga ada gerakan agar umat serius menjalani kewajiban-kewajiban itu. Banyak kegiatan-kegiatan bersama untuk pengembangan umat dalam berdana, berdoa, dan berpuasa.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, segiat apapun bentuk-bentuk gerakan kegiatan bersama untuk pelaksanaan kewajiban-kewajiban hidup keagamaan, itu semua mudah jatuh dalam kemunafikan apabila tidak dilandasi pelaksanaan personal yang sungguh sesuai dengan kondisi masing-masing individu yang luput dari perhatian umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati kesejatian hidup beragama adalah rambu-rambu penyadaran untuk penghayatan yang sungguh personal individual.
Ah, kalau sudah menjalani
kegiatan bersama dalam hidup keagamaan, mengapa masih harus rebut penghayatan
pribadi.
0 comments:
Post a Comment