Sabtu, 18 Februari 2017
Fransiskus Regis Clet di Tiongkok
warna liturgi Hijau
Bacaan
Ibr.
11:1-7; Mzm. 145:2-3,4-5,10-11; Mrk.
9:2-13. BcO1Kor
10:1-14
Markus 9:2-13:
Markus 9:2-13:
2 Enam
hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan
mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, 3 dan pakaian-Nya sangat putih
berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang
pakaian seperti itu. 4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa,
keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 5 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi,
betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." 6 Ia berkata
demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat
ketakutan. 7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu
terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." 8 Dan
sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak
melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. 9 Pada
waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka
jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. 10 Mereka memegang pesan
tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan
"bangkit dari antara orang mati." 11 Lalu mereka bertanya kepada-Nya:
"Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?"
12 Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala
sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia,
bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? 13 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak
mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia."
Renungan:
Dalam hidup kita pasti ada masa-masa
istimewa yang selalu terkenang. Seorang anak terkenang nyawanya terselamatkan
karena kesigapan ayahnya. Seorang murid bisa bangkit dan sukses karena kalimat
guru yang menggetarkan hati dan hidupnya. Seorang saudara yang merasa ditolong
dari keterpurukannya.
Para murid mempunyai pengalaman
istimewa kala Yesus bertransfigurasi. Wajah-Nya bersinar. Pakaian-Nya
berkilau-kilauan. Situasi itu membuat mereka terkagum-kagum penuh pesona.
Mereka mengalami Tuhan yang mengunjungi.
Pengalaman istimewa sungguh bisa
menjadi penyemangat hidup kita. Ia sungguh akan menggerakkan. Setiap orang
pasti mempunyai pengalaman tersebut. Maka marilah kita temukan pengalaman
istimewa kita masing-masing. Kita jadikan pengalaman itu sebagai daya dalam
peziarahan hidup kita.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu pada pengalaman
istimewamu.
Refleksi:
Apa pengalaman istimewamu?
Doa:
Tuhan terimakasih atas keistimewaan
yang telah Kauberikan. Semoga dalam hidup harianku aku pun bisa memberikan
keistimewaan. Amin.
Perutusan:
Aku akan merasakan bahwa hidupku
hari ini istimewa. -nasp-
0 comments:
Post a Comment