Kamis, 16 Februari 2017
Simon drCascia
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kej.
9:1-13; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Mrk.
8:27-33. BcO1Kor
9:1-18
Markus 8:27-33:
Markus 8:27-33:
27 Kemudian
Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea
Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
"Kata orang, siapakah Aku ini?" 28 Jawab mereka: "Ada yang
mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang
mengatakan: seorang dari para nabi." 29 Ia bertanya kepada mereka:
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus:
"Engkau adalah Mesias!" 30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras
supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia. 31 Kemudian mulailah
Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak
penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. 32 Hal ini dikatakan-Nya dengan
terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. 33 Maka
berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus,
kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Renungan:
Semakin dekat relasi semakin
mengenal siapa orang yang kita temui. Kepada mereka yang dekat kita lebih mudah
memberikan penilaian. Penilaian yang kita berikan pun penilaian yang mendalam dan
sangat mendekati dengan gambaran pribadi yang kita nilai.
Orang-orang mengenal Yesus dengan
memperbandingkan-Nya dengan tokoh lain. Ia pun lalu bertanya kepada para
murid-Nya, orang-orang yang dekat dengan diri-Nya. Maka Petrus pun menjawab, “Engkau
adalah Mesias!” (Mrk 8:29). Ia mengenal Yesus sebagai Mesias, walau masih terbatas
mesias sebagaimana umumnya.
Rasanya kita pun layak mengenal
lebih dekat orang-orang di sekitar kita. Hal ini akan lebih membantu kita dalam
menata sikap yang patut kita ambil. Memang mungkin sikap kita masih belum pas,
seperti Petrus, namun pengenalan tersebut akan membantu penemuan sikap yang
pas. Selamat bersahabat.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Bayangkan dirimu
bertemu sahabatmu. Tanyakan siapa dirimu menurut mereka.
Refleksi:
Siapa dirimu menurut orang-orang di
sekitarmu?
Doa:
Tuhan bantulah aku untuk mengenali
sesamaku dengan baik. Semoga aku pun bisa hadir di hadapannya selaras dengan
perutusan-Mu. Amin.
Perutusan:
0 comments:
Post a Comment