Rabu, 8 Februari 2017
Hieronimus Emilianus, Yosefina Bakhita
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kej. 2:4b-9,15-17; Mzm. 104:1-2a,27-28,29bc; Mrk.
7:14-23. BcO1Kor
3:1-23
Markus 7:14-23:
Markus 7:14-23:
14 Lalu Yesus memanggil lagi orang
banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan
camkanlah. 15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat
menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang
menajiskannya." 16 (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia
mendengar!) 17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang
banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. 18 Maka
jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu
bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat
menajiskannya, 19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya,
lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan
halal. 20 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang
menajiskannya, 21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran
jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, 22 perzinahan, keserakahan,
kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua
hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Renungan:
Sering orang bertanya apakah makanan
abcd itu najis bagi kita. Kadang yang bertanya itu memberikan referensi dari
Kitab Perjanjian Lama. Namun dalam tulisan ini dikatakan, “Dengan demikian Ia
menyatakan semua makanan halal” (Mrk 7:9). Yesus melihat bukan sesuatu yang
masuk ke mulut yang membuat najis tapi yang keluar dari mulut karena berasal
dari hati.
Kiranya kita tidak perlu takut makan
makanan najis. Namun kita perlu takut dengan apa yang kita keluarkan dari mulut
kita. Kita perlu menjaga mulut dan jari-jari kita. Lo kok jari-jari? Ya
sekarang ini bisa jadi jari-jari kita lebih tajam mengeluarkan kata-kata
daripada mulut kita. Kita perlu menjaganya agar kita tidak najis dengan
kata-kata yang kita ucap dan tuliskan.
Menata kata mengandaikan kemampuan
menata hati. Hati yang tertata akan mengeluarkan kata yan tertata.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan
hatimu sedang panas dan ingin mengumpat. Tahanlah. Tatalah hatimu.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menata hati yang
sedang emosi.
Doa:
Tuhan semoga apa yang keluar dari
mulutku adalah kebaikan, kata-kata yang tertata dengan baik dan tidak berupa
sesuatu yang menajiskan. Amin.
Aku akan menjaga kata-kata yang
kukeluarkan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment