Jumat, 17 Februari 2017
Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kej. 11:1-9; Mzm.
33:10-11,12-13,14-15; Mrk. 8:34-9:1. BcO1Kor 9:19-27
Markus 8:34-9:1:
Markus 8:34-9:1:
34 Lalu Yesus
memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku. 35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan
karena Injil, ia akan menyelamatkannya. 36 Apa gunanya seorang memperoleh
seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. 37 Karena apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya? 38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan
karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini,
Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam
kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." 1 Kata-Nya lagi
kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang
hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan
Allah telah datang dengan kuasa."
Renungan:
Banyak orang merasa
agar bisa bersuara maka harus berkuasa. Mereka meninggalkan karir, jabatan dan
pengaruh yang telah dimilikinya demi mengejar kekuasaan tersebut. Mereka tidak
berpikir bahwa dengan menekuni karir yang dimilikinya mereka bisa bersuara.
Kini setelah dia gagal di perebutan kekuasaan dia pun kehilangan karir, jabatan
dan pengaruh yang dia tinggalkan.
Yesus meminta para
murid untuk setia pada-Nya dan berani mengakui-Nya di hadapan umum. “Sebab
barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan
yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu
apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat
kudus” (Mrk 8:38).
Ketika
kita serius dengan apa yang kita kerjakan dan tidak malu mengakuinya maka kita
pun bisa bersuara dengan lantang. Apapun pekerjaan baik yang kita jalani akan
bergema dan menginspirasi sesama. Polisi yang nyambi merawat orang sakit jiwa
menyentuh hati banyak orang. Anak tukang becak yang menjadi lulusan terbaik mendorong
orang untuk bersemangat. Tidak malu dengan yang kita miliki membuat kita percaya
diri dalam menjalani hidup.
Kontemplasi:
Lihatlah
profesi yang sedang kaujalani. Akui dengan bangga. Aktualisasikan semua
kemampuanmu.
Refleksi:
Bagaimana
sikap dan rasa hatimu dengan profesimu?
Doa:
Tuhan
semoga aku bersemangat dalam hidupku dan tidak malu dengan yang aku jalani
sekarang ini. Amin.
Perutusan:
Aku
akan mengakui iman dan karyaku dengan bangga dan tidak malu. -nasp-
0 comments:
Post a Comment