Selasa, 14 Februari 2017
Peringatan Wajib St. Sirilus
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kej. 6:5-8,7:1-5,10; Mzm. 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10; Mrk.
8:14-21. BcO1Kor
7:25-40
Markus 8:14-21:
Markus 8:14-21:
14 Kemudian
ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada
mereka dalam perahu. 15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya:
"Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi
Herodes." 16 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang
lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti." 17 Dan
ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata:
"Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu
faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? 18 Kamu mempunyai mata, tidakkah
kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu
ingat lagi, 19 pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang
itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab
mereka: "Dua belas bakul." 20 "Dan pada waktu tujuh roti untuk
empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu
kumpulkan?" Jawab mereka: "Tujuh bakul." 21 Lalu kata-Nya kepada
mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"
Renungan:
Salah mengerti, salah persepsi sering
memicu pertengkaran. Suatu kali seorang ibu meminta suaminya dijemput di utara
pasar. Ternyata sisi utara sang ibu dan suami berbeda, sehingga mereka saling
menunggu dan tidak ketemu. Sesampai di rumah mereka bertengkar. Namun ketika
tahu duduk persoalannya mereka pun tertawa bersama.
Para murid salah persepsi ketika
Yesus omong tentang ragi orang Farisi. Mereka mengira Yesus omong itu karena
mereka hanya membawa satu roti. Yesus pun mengingatkan mereka tentang
penggandaan roti dan arti ragi orang Farisi sebagaimana maksud-Nya.
Mungkin kita akan menemukan banyak
kemungkinan salah paham dalam kehidupan ini. Ketika hati kita mudah terbakar
maka pertengkaran pun yang akan mudah mencuat. Kita perlu tenang dalam
menyikapi sesuatu yang tidak menyenangkan hati kita, tenang kala ada yang
berbeda, juga tenang kala mendapat celaan. Kita jaga luapan emosi kita dan
dengan tenang kita luruskan yang bengkok, kita dalami perbedaan yang ada dan
resapi celaan yang dilontarkan.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu lagi mengalami beda
persepsi, beda paham dengan lawan bicaramu.
Refleksi:
Bagaimana bersikap kala ada
perbedaan paham atau persepsi.
Doa:
Tuhan semoga aku bisa mengontrol
emosiku kala menghadapi perbedaan-perbedaan yang aku temui. Amin.
Perutusan:
Aku akan menjaga emosiku dan
meluruskan perbedaan paham dan persepsi yang aku temui. -nasp-
Selamat hari Valentin
0 comments:
Post a Comment