Klaudiusde La Colombiere
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kej.
8:6-13,20-22; Mzm. 116:
12-13,14-15,18-19; Mrk. 8:22-26. BcO1Kor 8:1-13
Markus 8:22-26:
Markus 8:22-26:
22 Kemudian
tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada
Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. 23 Yesus
memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia
meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya:
"Sudahkah kaulihat sesuatu?" 24 Orang itu memandang ke depan, lalu
berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi
tampaknya seperti pohon-pohon." 25 Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada
mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh,
sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. 26 Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke
rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!"
Kehadiran
pribaduI yang membawa sesuatu selalu dinanti-nantikan. Dulu saya selalu
menunggu tanggal muda. Pada tanggal itu kakek selalu mengajak ambil pensiun.
Setelah dapat uang pensiun terus diajak makan soto. Ketika datang tanggal baru
harapan itu membuat wajah ceria.
Si
buta menantikan kesembuhannya di Betsaida. Lama ia bergelut dengan harapan
tersebut. Sampai akhirnya ia menemukan pemenuh harapannya. Ia bertemu dengan
Yesus yang menyembuhkannya.
Masing-masing
dari kita mungkin mempunyai penantian dalam hidup kita. Kala yang dinanti itu
mendekat harapan kita pun dikuatkan. Kita pun layak berharap sang pemenuh
harapan akan mewujudkan yang kita nantikan.
Kontemplasi:
Pejamkan
matamu sejenak. Ingatlah satu dua penantianmu.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu menjaga harapan.
Doa:
Tuhan
semoga aku makin mengenal rencana-Mu. Semoga aku tidak putus harapan dalam
hidupku. Amin.
Perutusan:
Aku
akan menjaga api harapanku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment