Selasa, 7 Februari 2017
RosalieRendu, Giovani Triora,
Anselmus Polanco, KoletadrCorbie
warna
liturgi Hijau
Bacaan
Kej. 1:20-2:4a; Mzm. 8:4-5,6-7,8-9; Mrk.
7:1-13.BcO1Kor
2:1-16
Markus 7:1-13:
Markus 7:1-13:
1
Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari
Yerusalem datang menemui Yesus. 2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang
murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. 3 Sebab
orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak
melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat
istiadat nenek moyang mereka; 4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak
makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi
yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas
tembaga. 5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya
kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat
nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" 6 Jawab-Nya kepada
mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik!
Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
jauh dari pada-Ku. 7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang
mereka ajarkan ialah perintah manusia. 8 Perintah Allah kamu abaikan untuk
berpegang pada adat istiadat manusia." 9 Yesus berkata pula kepada mereka:
"Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat
memelihara adat istiadatmu sendiri. 10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah
ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. 11 Tetapi
kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada
padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk
korban?yaitu persembahan kepada Allah?, 12 maka kamu tidak membiarkannya lagi
berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. 13 Dengan demikian firman Allah
kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak
hal lain seperti itu yang kamu lakukan."
Renungan:
Ada
banyak orang yang ketangkap KPK atau berperkara hukum tetapi sebelumnya
berkoar-koar tentang perkara yang sekarang menimpanya. Mereka yang ngomong ke mana-mana “korupsi no” malah kena kasus
korupsi. Mereka yang menuduh orang lain jahat malah kena perkara seperti
kejahatan yang dituduhkan.
Ahli
Taurat dan orang Farisi protes karena para murid tidak mencuci tangan kala mau
makan. Mereka menjaga adat istiadat dengan ketat. Namun demikian mereka tidak
mengindahkan hukum Tuhan yang utama (bdk. Mrk 7:9-13).
Kiranya
benar kata orang, “Jangan menuding orang lain. Kala menuding orang lain satu
jari mengarah ke orang itu, jari yang lain mengarah ke diri kita sendiri.” Kiranya
kita pun jangan gampang berkoar-koar dan menuduh sesama kita. Jangan-jangan
semua itu hanya untuk menutupi kejahatan kita sendiri.
Kontemplasi:
Bayangkan
orang-orang yang tertangkap KPK. Ingat apa yang mereka lakukan sebelum
tertangkap.
Refleksi:
Bagaimana
menjaga omongan kita supaya selaras dengan tindakan kita?
Doa:
Tuhan
berilah kekuatan padaku untuk menahan diri sebelum menilai sesuatu. Semoga aku
gampang introspeksi daripada menuduh orang. Amin.
Perutusan:
Aku
akan menjaga dorongan hati untuk menilai sesama melanggar sesuatu. -nasp-
0 comments:
Post a Comment