Kamis, 9 Februari 2017
Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kej.
2:18-25; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mrk.
7:24-30. BcO1Kor
4:1-21
Markus 7:24-30:
Markus 7:24-30:
24 Lalu
Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah
dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak
dapat dirahasiakan. 25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh
jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan
kaki-Nya. 26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon
kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. 27 Lalu Yesus berkata
kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil
roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 28 Tetapi
perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja
juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." 29 Maka kata Yesus
kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab
setan itu sudah keluar dari anakmu." 30 Perempuan itu pulang ke rumahnya,
lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah
keluar.
Renungan:
Jatuh tersungkur sungguh menimbulkan
rasa malu yang luar biasa. Rasa malu itu semakin meningkat kala ada banyak orang
yang melihatnya. Seoran anak kecil akan langsung menangis. Rasanya tangisan itu
bukan sekedar karena sakitnya tetapi lebih karena ekspresi malunya.
Namun demikian tersungkur menjadi
ekspresi kesungguhan orang yang menginginkan sesuatu. Ibu dalam bacaan hari ini
tersungkur di hadapan Yesus dan memohon Yesus untuk menyembuhkan anak-Nya yang
kerasukan roh jahat. “Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh
jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan
kaki-Nya” (Mrk 7:25).
Satu kata ‘tersungkur’ memberikan
makna yang berbeda. Melihat arti yang kedua rasanya kita perlu sungguh-sungguh
kala menyampaikan permohonan. Bahkan siap pula menerima kata-kata yang tak enak
didengar. Semua itu adalah jalan bagi terkabulnya doa kita, seperti si ibu
dalam Injil.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mrk
7:24-30. Bandingkan dengan pengalamanmu kala memohon.
Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan bila
mempunyai permohonan?
Doa:
Tuhan sudilah mengabulkan
permohonanku. Aku sungguh percaya Engkau tak akan membiarkanku berada dalam
penantian kosong. Amin.
Perutusan:
0 comments:
Post a Comment