Semuda apapun kaum lanjut usia (lansia) adalah bentukan masyarakat masa lalu. Orang muda dapat mengatakan bahwa mereka adalah generasi jadul (jaman dulu). Di hadapan generasi masa kini pada umumnya kaum lansia bisa saja dicap sebagai golongan kolot atau konservatif. Namun demikian, kaum lansia tetap menjadi dari masyarakat riil yang hidup di jaman kini. Dalam hal muncul soal bagaimana mereka, yang pada umumnya memiliki pola hidup masyarakat agraris, dapat merasa nyaman menghayati perkembangan situasi hidup yang amat sangat diwarnai oleh kepesatan tekhnologi informasi. Masalah ini akan menjadi bahasan dalam Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis pada Minggu tanggal 4 Juni 2017. Bapak Soerjo Hamidjojo, seorang sosiolog dari Universitas Atmajaya Yogyakarta, akan hadir menjadi pembicara dalam tema KOLOT NING ORA ALOT (sekalipun kolot tetapi lentur menghadapi realitas jaman).
Calon peserta yang akan hadir dalam acara itu berasal dari 20 paroki yang mencakup jumlah 389 orang. Matrik di bawah menunjukkan paroki asal dan jumlah calon pesertanya.
ASAL PESERTA
|
JUMLAH
|
01. Paroki Pringwulung
|
64 orang
|
02. Paroki Kotabaru, Lingkungan Sendowo
|
4 orang
|
03. Paroki Administratif Pringgolayan
|
26 orang
|
04. Paroki Pugeran
|
9 orang
|
05. Paroki Bintaran, Lingkungan Nicolas
|
7 orang
|
06. Paroki Baciro
|
15 orang
|
07. Paroki Minomartani
|
10 orang
|
08. Paroki Banteng
|
2 orang
|
09. Paroki Babadan
|
4 orang
|
10. Paroki Babarsari
|
9 orang
|
11. Paroki Medari
|
22 orang
|
12. Paroki Kalasan
|
7 orang
|
13. Paroki Mlati
|
9 orang
|
14. Paroki Gamping
|
2 orang
|
15. Paroki Ganjuran,
Lingkungan Kepuh
|
4 orang
|
16. Paroki Klaten
|
150 orang
|
17. Paroki Gondang
|
20 orang
|
18. Paroki Kebonarum
|
5 orang
|
19. Paroki Ignatius Magelang
|
10 orang
|
20. Paroki Muntilan
|
10 orang
|
JUMLAH
|
389 orang
|