diambil dari http://health.liputan6.com/read/2502436
Benedikta Desideria
Liputan6.com, London - 'Apa penyesalan terbesar Anda dalam hidup?
Jika diberi pertanyaan di atas, apa jawaban Anda? Bisa jadi menyesal karena terlalu sibuk dengan diri sendiri hingga melupakan orangtua mungkin ada.
Sebuah studi mencoba mengulik penyesalan terbesar apa yang dirasakan para lanjut usia. Jawabannya bukan hal muluk-muluk: "Saya menyesal terlalu banyak menghabiskan waktu khawatir terhadap sesuatu".
Hal ini merupakan jawaban terbanyak yang ditemui oleh profesor pengembangan manusia dari Cornell University, Amerika Serikat, Karl Pillemer saat mewawancarai ratusan lansia dalam Cornell University's Legacy Project.
Jawaban sederhana namun penuh makna ini juga membuat Pillemer yang sudah mempelajari orang lansia terkejut.
"Penyesalan utama kita adalah kekhawatiran. Kita terlalu banyak khawatir pada hal-hal yang sebenarnya tidak konkrit, tidak perlu dikhawatirkan," tutur Pillemer melansir laman Independent, Senin (9/5/2016).
Untuk mengurangi penyesalan yang mungkin terjadi di kemudian hari, para ahli menyarankan fokus pada masalah yang ada, bukan yang ditakutkan. Hal ini secara signifikan mengurangi kekhawatiran kita.
Berikut saran Pillemer untuk menjadi sosok yang tidak terlalu banyak khawatir dalam hidup:
- Fokuslah pada hal-hal jangka pendek dibandingkan jangka panjang.
- Daripada khawatir, lebih baik persiapkan diri dalam menghadapi ketakutan yang dirasakan.
Jika diberi pertanyaan di atas, apa jawaban Anda? Bisa jadi menyesal karena terlalu sibuk dengan diri sendiri hingga melupakan orangtua mungkin ada.
Sebuah studi mencoba mengulik penyesalan terbesar apa yang dirasakan para lanjut usia. Jawabannya bukan hal muluk-muluk: "Saya menyesal terlalu banyak menghabiskan waktu khawatir terhadap sesuatu".
Hal ini merupakan jawaban terbanyak yang ditemui oleh profesor pengembangan manusia dari Cornell University, Amerika Serikat, Karl Pillemer saat mewawancarai ratusan lansia dalam Cornell University's Legacy Project.
"Penyesalan utama kita adalah kekhawatiran. Kita terlalu banyak khawatir pada hal-hal yang sebenarnya tidak konkrit, tidak perlu dikhawatirkan," tutur Pillemer melansir laman Independent, Senin (9/5/2016).
Untuk mengurangi penyesalan yang mungkin terjadi di kemudian hari, para ahli menyarankan fokus pada masalah yang ada, bukan yang ditakutkan. Hal ini secara signifikan mengurangi kekhawatiran kita.
Berikut saran Pillemer untuk menjadi sosok yang tidak terlalu banyak khawatir dalam hidup:
- Fokuslah pada hal-hal jangka pendek dibandingkan jangka panjang.
- Daripada khawatir, lebih baik persiapkan diri dalam menghadapi ketakutan yang dirasakan.
0 comments:
Post a Comment