Sabtu, 6 Mei 2017
Dominikus Savio, Ana Rosa Gattorno
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 9:31-42; Mzm. 116:12-13,14-15,16-17; Yoh.
6:60-69. BcO Why 11:1-19
Yohanes 6:60-69:
60Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari
murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang
sanggup mendengarkannya?"61Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa
murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka:
"Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?62Dan bagaimanakah, jikalau
kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?63Rohlah
yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang
Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.64Tetapi di antaramu ada yang tidak
percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa
yang akan menyerahkan Dia.65Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan
kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak
mengaruniakannya kepadanya."66Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya
mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.67Maka kata Yesus kepada kedua
belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"68Jawab Simon
Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah
perkataan hidup yang kekal;69dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau
adalah Yang Kudus dari Allah."
Menanting keseriusan orang untuk terlibat dalam
suatu kegiatan sangatlah perlu. Tidak sedikit yang menanting itu dengan cara
yang sungguh-sungguh. Mereka yang serius menanggapi tantingan itu akan serius
pula menjalankan tugas yang akan diemban.
Kata-kata Yesus dipandang keras oleh para
murid. Sebagian dari mereka pun pergi meninggalkan-Nya. Namun ada pula yang
bertahan. Mereka yang bertahan ini pula yang mampu bertahan bersama Yesus dalam
suasana duka sekalipun.
Kadang tidak mudah mengikuti jalan Tuhan. Kita
perlu sungguh menyiapkan diri untuk menjalaninya. Tantangan yang akan kita
hadapi tidak ringan. Aneka macam rasa bisa menggejolak. Namun kepercayaan akan
cinta Tuhan akan menghapus keraguan kita untuk selalu bersama dengan-Nya.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Yoh 6:60-69.
Bandingkan dengan pengalamanmu.
Refleksi:
Bagaimana menjaga eratnya relasi dengan Tuhan
walau menghadapi tantangan yang berat?
Doa:
Tuhan semoga aku tetap berpegang pada kasih
setia-Mu dan tidak pernah melepaskan diri dari kedekatan dengan-Mu. Aku akan
bergerak bersama-Mu. Amin.
Perutusan:
Aku tetap bersatu dengan jalan Tuhan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment