Saturday, May 13, 2017
Saat Pertama Di Rumah Tua
Hari itu adalah Selasa tanggal 9 Mei 2017. Ketika jam sudah melewati angka 11.00 ada rombongan berseragam kaos merah datang mengunjungi para rama Domus Pacis. Rombongan ini terdiri dari 25 orang, 3 bapak dan 22 ibu. Dua puluh empat di antaranya (2 bapak dan 22 ibu) adalah para guru agama Katolik Sekolah Dasar Negri di Kabupaten Magelang. Sedang satu bapak lain adalah petugas Departemen Agama (Depag) yang beragama Katolik yang menjadi pendamping dan pengembang para guru agama Katolik dalam wilayah pemerintahannya. Kunjungan ini sudah direncana sejak bulan April. Yang menjadi penghubung adalah Ibu Susana yang berasal dari Wilayah Srumbung Utara, Paroki Salam. Rombongan ini diterima di ruang pertemuan dalam. Yang langsung menyambut adalah Rm. Gito, Rm. Tri Hartono, Rm. Yadi, Rm. Tri Wahyono, dan Rm. Bambang. Rm. Harto, yang baru menerima tamu di kamarnya, menyusul ketika sudah masuk doa Ratu Surga dan doa pembuka makan siang pada acara penutup.
Perjumpaan para rama dengan para tamu berlangsung secara santai penuh keakraban. Tak sedikit dari para tamu yang berasal dari Paroki Salam terutama Srumbung Barat dan Utara. Kalau Rm. Yadi pernah tinggal di Salam, maka Rm. Tri Hartono berasal dari daerah Srumbung Barat. Apalagi Rm. Bambang pernah 27 tahun dalam karya non paroki tinggal di Kevikepan Kedu bahkan pernah selama 5 tahun jadi pastor Salam. Maka petemuan itu seperti sebuah reuni. Memang, Bu Susana membuka dengan cukup formal yang diteruskan dengan sambutan oleh bapak dari bapak dari Depag. Dalam sambutan ini dinyatakan bahwa mereka berangkat dari Magelang jam 07.00 menuju Sendang Jatiningsih, Klepu Yogyakarta. Pada jam 10.00 rombongan berangkat menuju Domus Pacis. Ketika Bu Susana meminta Rm. Bambang untuk memberikan kata-kata sambutan, Rm. Bambang justru menggunakan kesempatan ini untuk mempersilahkan para tamu barangkali ada yang akan mengajukan pertanyaan. Ternyata yang kemudian menjadi pembicaraan adalah tentang bagaimana pengalaman para rama, yang pernah aktif kesana kemari, pada saat-saat pertama harus berganti kehidupan di rumah tua. Rm. Gito, Rm. Tri Hartono, Rm. Yadi, dan Rm. Bambang mensharingkan pengalamannya. Pada umumnya kemampuan menerima kenyataan adalah bekal utama untuk mampu gembira penghayati masa pensiun. Tetap jam 12.00 para tamu dan rama menikmati makan siang yang sudah tersedia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment