Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, September 1, 2018

Lamunan Pekan Biasa XXII

Hari Minggu Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional
Minggu, 2 September 2018

Markus 7:1-8.14-15.21-23

7:1. Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.
7:15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di dalam agama-agama ada tata cara ritual. Tata cara itu diyakini sebagai jalan orang berhubungan dengan Tuhan.
  • Tampaknya, di dalam agama-agama ada keyakinan bahwa ketekunan dan kesetiaan menjalani tata cara ritual menjamin orang ada dalam kekudusan ilahi. Kekeliruan bahkan abai dalam menjalani tata cara itu membuat orang jauh dari Tuhan bahkan tersesat dalam hidupnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun tekun dan setia menjalani tata ritual keagamaan, kalau sikap hidupnya terlalu terpusat pada aturan-aturan lahiriahnya, orang dapat abai pada yang ilahi sehingga dapat jatuh dalam kemunafikan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menyadari bahwa tata cara ritual keagamaan adalah sarana berhubungan dengan Tuhan yang harus dijalani sesuai dengan perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.
Ah, kalau tidak menjalani tata cara yang dulu dijalani oleh pendiri agama, orang sama saja dengan kaum murtad.

0 comments:

Post a Comment