"Rama, wonten Rama Mardi saking Sala rawuh" (Rama, ada Rama Mardi dari Sala datang) kata Mbak Tari kepada Rama Bambang yang sedang membaca novel Surat Untuk Saijah tulisan Paulus Catur Wibawa di kamarnya. Jam menunjuk angka 09.00 pagi pada Rabu 5 November 2014. Ketika keluar dari kamar ternyata Rama Mardi Santosa SY, Pastor Paroki Purbayan Sala, bersama 2 orang ibu yang membawa beberapa bingkisan menuju kamar makan. Rama Harto didorong oleh Mbak Tari dengan kursi rodanya, Rama Tri Wahyono dituntun oleh Mas Fredi, dan Rama Giyana menyusul ke kamar makan untuk ikut menemui 3 orang tamu itu.
Pembicaraan terasa akrab dan menyenangkan. "Rama Sura taksih lenggah Purbayan, ta?" (Bukankah Rama Sura masih tinggal di Purbayan?) tanya Rama Bambang yang langsung dijawab oleh Rama Mardi "Tasih. Mentas kemawon ulang taun kaping wolung dasa kalih. Seminggu kaping kalih tasih renang" (Masih. Beliau baru saja ulang tahun ke 82. Seminggu 2 kali masih renang). Rama Mardi kemudian bilang "Jan-jane kula nggih kepingin kepanggih Rama Agoeng. Badhe kula aturi khotbah wonten Purbayan sisan masarke produksi-produksi Komsos" (Sebetulnya saya juga ingin ketemu Rama Agoeng. Saya akan minta beliau berkhotbah di Purbayan sambil memasarkan hasil-hasil produksi Komsos). Ketika melihat Rama Bambang menenteng buku novel Surat Untuk Saijah, Rama Mardi berkata "Kula nggih kepingin tumbas niku" (Saya juga ingin membeli itu). Ternyata beliau menghendaki 20 eksemplar dan Rama Bambang minta Mbak Tari mengambilkan di kamarnya. Ibu-ibu yang bersama Rama Mardi, yang kebetulan semua bernama Bu Endang, menyerahkan uang Rp. 400.000,00 karena per eksemplar berharga Rp. 20.000,00. Kedatangan 3 orang tamu dari Purbayan memang hanya berlangsung 15 menit, tetapi bagi rama Domus Pacis itu sudah menjadi sapaan yang menyentuh.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
Mohon konfirmasi bila ingin membeli buku tsb, kemana sy harus transfer uangnya ?
Lokasi sy di sidoarjo, harga buku plus ongkos kirim.
terima kasih.
Post a Comment