Kamis, 6
November 2014
Lukas 15:1-10
15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa
biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan
bersama-sama dengan mereka."
15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus
ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan
yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat
itu sampai ia menemukannya?
15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya
di atas bahunya dengan gembira,
15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil
sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka:
Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah
kutemukan.
15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada
sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada
sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan."
15:8 "Atau perempuan manakah yang mempunyai
sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan
pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
15:9 Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil
sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah
bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.
15:10 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada
sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang
bertobat."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, orang akan merasakan kegembiraan besar bila mendapatkan banyak hal yang menyenangkan. Orang akan merasa sukses bila dalam tugasnya menghadiran akan banyak hasil positif.
- Tampaknya, orang dapat dikagumi oleh banyak orang lain kalau dapat membuat berbagai macam prestasi. Keberhasilan membuat banyak hal akan membuat orang mendapatkan banyak penghargaan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kebaikan dan keluhuran sejati tidak berasal dari pendapatan dan hasil yang besar dan banyak karena itu justru berasal dari kesungguhan dan komitmen seseorang dalam memperbaiki kekurangan dan atau kerusakan yang kecil-kecil. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu cepat memperhatikan kekurangan kecil dan tidak membanggakan banyaknya kebaikan yang dimiliki.
Ah, ngapain ngurus kekurangan sedikit yang tidak
merusak citra.
0 comments:
Post a Comment