Jumat, 07 November 2014
Assunta Pallota, Gratia dr Kotar
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Flp. 3:17 - 4:1; Mzm. 122:1-2,3-4a.4b-5; Luk. 16:1-8. BcO Keb 15:18 - 16:13,20-25
Lukas 16:1-8:
1
Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang
mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa
bendahara itu menghamburkan miliknya. 2 Lalu ia memanggil bendahara itu
dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah
pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja
sebagai bendahara. 3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang
harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara.
Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. 4 Aku tahu apa yang akan
aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai
bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. 5 Lalu ia
memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya
kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? 6 Jawab orang
itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah
surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima
puluh tempayan. 7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah
hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang
itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh
pikul. 8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia
telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik
terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Renungan:
Jujur
saya cukup heran dengan sikap tuan ini, "tuan itu memuji bendahara yang
tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik" (Luk 16:8).
Yang mengherankan adalah mengapa ia yang dirugikan kok malah memuji
bendahara yang merugikannya. Bendahara itu telah menghambur-hamburkan
uangnya, lalu kala mau dipecat malah mengurangi harta tuannya dengan
membuat surat pengurangan jumlah pinjaman orang-orang.
Dalam
keherananku aku bertanya mengapa sang tuan itu malah memuji si
bendahara? Saya mendapatkan satu jawaban yaitu bahwa sang tuan memuji
sang bendahara dalam mempersiapkan hidupnya. Kita bisa membaca bahwa
sang bendahara melakukan itu karena ia tidak tahu harus bekerja apa dan
menumpang di mana kala ia benar-benar dipecat (bdk Luk 16: 3-4). Maka
supaya ia mempunyai jaminan hidup kala pemecatan nanti tiba ia melakukan
tindakan cerdik dan malah dipuji tuannya walau sang tuan dirugikan.
Kadang
kita mengalami masa-masa kelabu dalam hidup kita. Petani bisa mengalami
gagal panen. Nelayan paceklik ikan atau cuaca tidak mendukung untuk
berlayar. Pegawai di PHK. Maka rasanya kita perlu punya cara-cara cerdas
agar siap kala situasi kelam itu datang dan kita tetap mampu bertahan
hidup.
Kontemplasi:
Bayangkan suatu pengalaman gelap yang
mungkin akan mengacaukanmu. Hal-hal apa yang terbayang sebagai persiapan
cerdasmu agar ketika suasana kelam itu datang anda tetap mampu bertahan
hidup.
Refleksi:
Catatlah rencana-rencana hidupmu untuk menghadapi masa-masa kritis.
Doa:
Tuhan
semoga aku mampu melihat cahaya kasihMu di situasi-situasi gelap yang
mungkin menimpaku. Dengan tuntunan cahayaMu aku percaya tetap bisa
melangkahkan hidupku. Amin.
Perutusan:
Aku percaya Tuhan tetap mengirimkan cahaya yang menuntunku keluar dari situasi kelam dan kritis.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment