Selasa, 11 November 2014
Peringatan Wajib St. Martinus dr Tours
warna liturgi Putih
Bacaan:
Tit. 2:1-8,11-14; Mzm. 37:3-4,18,23,27,29; Luk. 17:7-10. BcO 2Mak. 6:12-31
Lukas 17:7-10:
7
"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau
menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia
pulang dari ladang: Mari segera makan! 8 Bukankah sebaliknya ia akan
berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan
layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau
boleh makan dan minum. 9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu,
karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? 10
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang
ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba
yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
Renungan:
Hamba
hanya bisa berkata, "Kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan"
(Luk 17:10). Kesadaran hamba ini membawanya pada ketekunan mengerjakan
yang mesti dilakukan dan mengikuti kebijakan tuannya. Apa yang diminta
tuannya akan dia kerjakan.
Kerelaan menjadi hamba tidak akan pernah
menghilangkan martabatnya sebagai pribadi. Bapa Suci pun menyebut diri
hamba dari para hamba. Kesediaan Bapa Suci seperti itu meninggikan
martabatnya sebagai puncak martabat orang beriman yang masih menyejarah
dalam kehidupan dunia.
Martabat hamba itu akan hilang kala sang hamba
tidak menyadari kehambaannya, tapi malah merasa diri sebagai tuan. Ia
yang sebenarnya hamba namun berlagak sebagai tuan akan sulit melakukan
yang seharusnya dia lakukan dan sulit untuk mempunyai ketaatan.
Kepentingan dan kebutuhannya sendiri yang diutamakan. Kala hamba itu
tidak sadar sebagai hamba pada saatnya dia akan diperhambakan oleh
obsesinya menjadi tuan.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu.
Hadirlah dalam posisimu sebagai seorang hamba. Ingatlah kembali apa yang
mesti kaulakukan sebagai seorang hamba.
Refleksi:
Apakah anda telah melakukan apa yang mesti kaulakukan?
Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai kerendahan hati sebagai seorang hamba yang mau untuk melakukan yang mesti kulakukan. Amin.
Perutusan:
Aku akan melakukan apa yang mesti kulakukan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment