Santa Sesilia,
Perawan dan Martir
Sabtu, 22
November 2014
Lukas 20:27-40
20:27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang
Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
20:28 “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita:
Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih
ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya
itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
20:29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama
kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak.
20:30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua,
20:31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah
berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak
meninggalkan anak.
20:32 Akhirnya perempuan itu pun mati.
20:33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu,
siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan?
Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.”
20:34 Jawab Yesus kepada mereka: “Orang-orang dunia
ini kawin dan dikawinkan,
20:35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat
bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati,
tidak kawin dan tidak dikawinkan.
20:36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama
seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka
telah dibangkitkan.
20:37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah
memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham,
Allah Ishak dan Allah Yakub.
20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang
hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”
20:39 Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: “Guru,
jawab-Mu itu tepat sekali.”
20:40 Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan
apa-apa kepada Yesus.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, bila ada hal-hal dan peristiwa-peristiwa yang bagus orang cenderung untuk tetap menikmatnya. Pada umumnya orang ingin dan rindu akan terjadinya pelestarian akan hal-hal yang memberikan kepuasan.
- Tampaknya, yang disebut pelestarian atau pengabadian adalah terjadinya kesamaan hal-hal yang pernah terjadi sehingga berlangsung untuk seterusnya. Pengabadian menjadi bagaikan gambar foto kenangan yang awet dapat dilihat oleh anak-cucu.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa keabadian sejatinya justru merupakan kehidupan yang terus menerus dinamis dan membuat segalanya selalu baru dan diperbarui. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan berada dalam topangan aura dinamika batin abadi sehingga tidak menjadi bingung terhadap hal-hal baru dan tetap merasakan kesegaran jiwani.
Ah, pengabadian itu ya pembekuan.
0 comments:
Post a Comment