dari cedera-otak.blogspot.com April 19, 2009; ilustrasi dari koleksi Blog Domus
PIKUNDimensia merupakan suatu penyakit degenerative pada orang lanjut usia yang disebabkan kerusakan sel-sel otak dimana system syaraf tidak dapat lagi membawa informasi dari dan ke otak sehingga mengakibatkan kemunduran daya ingat/pelupa dan keterampilan secara progresif disertai gangguan emosi dan perubahan perilaku. Penyebab dimensia antara lain penyakit Alzheimer (lebih dari 50 persen), gangguan pembuluh otak (20 persen), dan gabungan keduanya (20 persen) serta factor lainnya (10 persen). Banyak orang berumur 40 tahun sudah merasa mulai pikun akibat sering lupa. Sebenarnya mereka tidak pikun, tetapi hanya tak pernah memberi kesempatan otak kanan untuk berkembang.
Merasa pikun lebih tepat sebagai bentuk penghakiman diri yang tak perlu. Biasanya, orang yang sudah mengaku pikun pada usia muda, itu karena sejak kecil sangat jarang melatih otak kanan. Mereka lebih banyak memacu otak kiri untuk menyelesaikan masalah. Hal itu tidak salah tetapi sangat disayangkan saja. Kenapa??..karena Tuhan memberi manusia otak kanan, maka manfaatkanlah. Otak kanan ini berfungsi untuk menggali imajinasi-imajinasi, yang akan membuat otak nyaman berpikir sekaligus kita tidak merasa terbebani. Untuk membuat otak kanan bekerja, itu terdapat metodenya yaitu salah satunya dengan berlatih menghapal. Manusia mungkin bisa mengingat cepat dari melihat sampai mengatakan berulang hanya untuk 10 benda.
Bersamaan dengan proses penuaan, bukan saja kondisi fisik yang menurun drastis, tapi juga datang penyakit pikun. Data statsitik menujukkan, dewasa ini di Jerman saja, sekitar 70 persen penghuni rumah perawatan manusia lanjut usia mengidap penyakit pikun. Jika disebutkan jumlahnya secara konkrit, memang cukup mengejutkan, yakni sekitar 1,2 juta manula di Jerman menderita penyakit menurun drastisnya kemampuan berfikir. Gejalanya juga mudah dikenali. Misalnya saja, manula yang sering kelabakan mencari kunci rumah yang hilang. Jika kunci rumah ditemukan di kotak tempat gula, atau di tempat lain yang tidak lazim, ini merupakan pertanda pikun. Definisi dari pikun yaitu, terus menurunnya kemampuan berpikir secara drastis, akibat menurunnya fungsi jaringan otak. Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti. Dampaknya, terutama menurunnya kinerja memory dan kemampuan memecahkan masalah sehari-hari.
Penelitian di Amerika dilakukan melalui sampel terhadap 856 orang berusia 71 tahun dan juga yang lebih tua, termasuk mereka yang berada di panti jompo. Mereka diberikan tes yang berkaitan dengan kemampuan mengingat, bahasa dan perhatian terhadap gambar yang dikhususkan bagi penderita dementia. Para manula ini juga memberikan sample darah, catatan riwayat kesehatan dan juga sejarah keluarganya untuk mendeteksi apakah ada riwayat tentang daya ingat yang bermasalah.
Dari hasil itu muncul kesimpulan bahwa hampir 14% dari mereka memiliki dementia dan 10% lainnya memiliki penyakit Alzeimer. Dimentia yang umumnya berkaitan erat dengan faktor usia, menjadi semacam gen pemicu Alzeimer. Yang mengejutkan, kedua kondisi ini justru lebih rentan menyerang mereka yang berpendidikan tinggi.
Penelitian ini kini juga berupaya melihat kecenderungan lain, yaitu apakah demensia berpeluang menyerang mereka yang usianya dibawah 60 tahun. Hal ini diuji karena para peneliti memperkirakan bahwa dementia tidaklah identik sebagai penyakit ketuaan yang normal, melainkan karena begitu banyak sebab. Dalam proses mengingat dipengaruhi oleh tiga hal. Dalam mengingat, seseorang harus berada dalam kondisi sadar. Sebagai contoh, seseorang yang mengantuk akan kesulitan untuk mengingat. Kedua, seseorang harus berkonsentrasi penuh agar mampu mengingat dengan baik. Sedangkan faktor ketiga, untuk memudahkan proses mengingat bisa melakukan proses retrieval (mengingat kembali).
Witjahya menambahkan, penyebab konsentrasi yang menurun bisa disebabkan oleh bermacam-macam hal. Gangguan metabolik juga memengaruhi sistem kerja saraf. Oleh karena itu, jangan lupa memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Di samping itu, pekerjaan yang menumpuk juga menyebabkan konsentrasi menurun. Disadari ataupun tidak, padatnya aktivitas mampu menurunkan konsentrasi. Pekerjaan yang overload akan menurunkan atensi terhadap sesuatu sehingga menyebabkan fokus berkurang. Kesibukan pekerjaan dapat menyebabkan konsentrasi terpecah-pecah dan akibatnya lupa. Pengarang novel Mahadewa Mahadewi membedakan gangguan lupa atau pikun disebabkan oleh organik (kelainan di dalam otak) dan nonorganik (selain kelainan di dalam otak).
Untuk penyebab nonorganik misalnya gangguan kejiwaan. Misalnya, penderita depresi karena malas beraktivitas sehingga mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengingat sesuatu. Untuk mengetahuinya maka perlu diagnosis lebih lanjut dan melihat gejala- gejala lain yang menyertainya. Jika seseorang sering kali lupa terhadap pekerjaan yang setiap hari dilakukan berarti sudah memasuki tahap abnormal. Jika rutinitas sehari-hari saja sudah lupa berarti bukan lagi hal yang lumrah, tapi berbahaya.
Tingkat kepikunan seseorang ada dimulai dari yang hanya sekedar lupa, seperti lupa mengunci pintu, lupa membawa uang, sampai dengan tingkatan yang paling parah seperti sudah benar-benar tidak ingat jalan pulang atau tidak tahu hari tanggal bulan tahun saat ini. Tingkat yang paling parah ini dalam istilah medis disebut dengan demensia. Bila diibaratkan dengan komputer, demensia itu sama dengan rusaknya hardisk atau adanya bad sector pada harddisk.
Fungsi Organ dan Pikun
Catatan WHO, 90 persen penyebab kematian adalah penyakit degeneratif (pertambahan usia). Gaya hidup tak sehat ditengarai menjadi penyebab utama lebih cepatnya datangnya penuaan pada seseorang.
Proses penuaan, menurut Phaidon L Toruan, ahli kebugaran Perkumpulan Awet Sehat Indonesia (PASTI), merujuk pada teori perubahan hormonal (neuroendokrin) yaitu terjadinya penurunan hormon mulai usia 30 tahun. Ini diikuti penurunan massa otot yang berdampak besar pada kualitas metabolic rate. Akibatnya, fungsi tubuh tak lagi prima dan mengundang berbagai penyakit.
Benjamin P Margono MD PhD, ahli pulmonologi, mengatakan, proses penuaan berpengaruh pula pada fungsi bagian vital organ tubuh, misalnya paru-paru. Setelah usia 20 tahun, paru-paru mengalami penurunan, cepat lambatnya tergantung dari gaya hidup pemiliknya, di samping faktor lingkungan (polusi).
“Inilah dibutuhkan asupan antioksidan yang saat ini tidak bisa ditinggalkan mengingat tingkat polusi udara cukup tinggi terutama di kota-kota besar, di samping radikal bebas dari makanan,” papar Benjamin dalam seminar ilmiah Aging Process Disease Prevention and Management Siloam Hospitals Surabaya, Januari lalu.
Beberapa zat yang berperan sebagai antioksidan penangkal radikal bebas misalnya, alpha lipoic acid (memperbaiki metabolisme, saraf, dan sistem imun), bioflavonoids (vitamin P), karoten (bersinergi dengan selenium dan vitamin E yang mendukung sistem kardiovaskular tubuh dan fungsi sel), ekstrak anggur (menyehatkan paru-paru dan pembuluh darah kapiler), dan berbagai vitamin dalam sayuran dan buah-buahan.
Selain penurunan fungsi paru, efek dari proses penuaan yang paling ditakutkan adalah kepikunan. Penyebab pikun antara lain, reaksi karena pemberian obat jangka panjang, masalah metabolisme, kelainan endokrin, kekurangan nutrisi, dan gangguan pada jantung dan paru-paru.
Pikun bisa dicegah sejak dini, semisal dengan rutin mengonsumsi makanan mengandung asam lemak tak jenuh omega-3 yang didapat dari minyak ikan dan sumber nabati lain. Riset American Journal of Clinical Nutrition edisi April 2007 dan para ilmuwan National Institute for Public Health and the Environment Belanda, menyebutkan hanya dengan rutin mengonsumsi makanan sehat seperti ikan, sayuran, dan buah-buahan, melindungi manusia dari risiko kehilangan daya pikir lebih cepat. Menjaga kesehatan mental dengan kegiatan relaksasi, olahraga, dan penenangan diri (meditasi) juga tak kalah penting.
Dua Jam Tambah Umur Satu Tahun
Ralph Paffenbarger dari Universitas Stanford pada 1986 menunjukkan hubungan langsung dan proporsional antara jumlah kalori yang dibakar per minggu dengan laju kematian. Ini dipublikasikan jurnal Archives of Internal Medicine.
Semakin banyak kalori yang dibakar, makin rendah laju kematian seseorang. Mereka yang membakar 2.000 kalori per minggu atau setara dengan berjalan kaki sejauh 32 kilometer, bisa menghemat setengah tahun laju kematian dibanding mereka yang pasif. Dua jam berolah raga sama dengan menambah umur satu tahun lamanya.
Hasil tim peneliti dari Tuft University membuktikan, angkat beban mempertahankan massa otot dan memompa ion besi dalam tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh pun meningkat. Hanya dengan latihan olah raga dua kali seminggu dapat menolong wanita di usia menopause memperoleh kekuatan, menghilangkan lemak, melangsingkan tubuh, dan memperkuat tulang, selain memperbaiki keseimbangan dan koordinasi. Kegiatan fisik juga ditengarai mengurangi stres psikologis sehingga memperlambat kepikunan. Jadi, tidak perlu takut tua dan tinggalkan operasi plastik, serta berbagai supleman yang katanya bisa mencegah penuaan. Tinggalkan gaya hidup tak sehat dan terus aktif bergerak, tentu bukan hal sulit. Tua itu pasti, sehat itu pilihan. Menurut dr. Hermawan Suryadi, SpS, dari klinik Neuropsikiatri dan Revitalisasi, kepikunan yang dialami oleh mereka yang berusia muda, penyebabnya antara lain cedera kepala, infeksi otak, epilepsi, pecandu alkohol, dan defisiensi vitamin B12, serta mereka yang tidur mendengkur, serta keracunan. “Keracunan bisa disebabkan oleh penggunaan aluminium, terutama aluminium foil. Hati-hati saja karena bisa menyebabkan cepat pikun,” sarannya.
Alzheimer, Salah Satu Penyebab Gejala pikun biasanya meningkat seiring pertambahan usia. Akan tetapi perlu diketahui, pikun bukan merupakan gejala normal dari proses penuaan. Di negara-negara maju, sekitar 60 persen dari penyebab pikun adalah penyakit Alzheimer. Dalam kasus ini, penurunan kemampuan berpikir terjadi akibat rusaknya jaringan otak. Penyebabnya hingga kini masih dicari. Yang juga amat menarik, perempuan lebih banyak mengidap pikun akibat penyakit Alzheimer dibanding laki-laki. Penyakit ini biasanya menyerang secara pelan-pelan dan diam-diam, kebanyakan pada usia di atas 60 tahun. Seiring dengan perjalanan waktu, penyakitnya terus bertambah parah.
Tidak Mau Mengakui
Pikun sejak lama sudah menjadi penyakit umum di kalangan manula. Akan tetapi, biasanya kalau dokter mendiagnosa seseorang menderita pikun, ibaratnya dimulai semacam permainan petak umpet. Dalam arti, penderitanya terus berusaha memungkiri penyakitnya. Dokter Ingo Füsgen, direktur Klinik Ilmu Penuaan di Wuppertal mengatakan:
“Banyak yang masih berkilah, memang begitulah kalau sudah tua. Tapi dengan pernyataan seperti itu, penyakit menjadi tidak dapat diobati. Kita tidak lagi menganggap tema itu tabu, atau merasa malu membicarakannya. Karena itulah, bersama dengan para dokter umum, saya berusaha membuat panduan pengobatan penyakitnya secara terstruktur.“
Penyuluhan Dini
Menimbang cukup banyaknya penderita pikun, Füsgen menuntut agar penyakit itu lebih diperhatikan. Hal ini juga telah ditanggapi oleh para tokoh politik. Misalnya saja menteri sosial di negara bagian Jerman, Thüringen, Klaus Zeh, mengimbau dilakukannya penyuluhan terhadap generasi muda. Menteri Zeh juga mengatakan, sejak kanak-kanak harus ditanamkan pengertian, bahwa dalam usia tua, kemampuan kita dapat menurun.
Tidak Bisa Diobati
Penyakit pikun menggeregogoti kepribadian penderitanya. Seringkali mereka menjadi agresiv. Atau sebaliknya menjadi sangat derpresiv. Menurut professor Ingo Füsgen, penyakit pikun memang tidak dapat disembuhkan, akan tetapi lajunya dapat direm. Füsgen mengatakan, “Kita sekarang memiliki sarana yang cukup bagus. Misalnya dengan pemberian obat-obatan. Itu berarti, meningkatkan kualitas kehidupan, dan mencegah terbuangnya waktu bagi perawatan.“
Untuk pemberian obat-obatan atau terapi lainnya, tentu saja harus dilibatkan tenaga ahli medis. Pasalnya, penyebab penyakit pikun, khususnya akibat penyakit Alzheimer, sejauh ini baru sebagian yang diketahui. Selain faktor genetika, juga terus diteliti gangguan fungsi pada jaringan saraf pengantar pesan di otak yang disebut synapse. Dalam proses penuaan yang normal, jumlah synapse di otak memang berkurang. Akan tetapi, dalam kasus penyakit Alzheimer, jumlah synapse berkurang secara dramatis.
Kemampuan Regenerasi
Penelitan para pakar menunjukan, sel-sel saraf pada penderita Alzheimer tidak memiliki kemampuan memulihkan synapse yang sudah aus, atau lebih jauh lagi membentuk jaringan synapse baru. Padahal, kemampuan stabilisasi atau regenerasi synapse, dalam kondisi normal, tetap ada pada sel saraf manusia lanjut usia. Pada penderita pikun akibat penyakit Alzheimer, penurunan drastis kemampuan regenerasi sel saraf, sebagian diakibatkan mutasi genetika dan sebagian lagi akibat pengerasan protein tertentu di dalam otak.
Beberapa cara untuk menghambat pikun yaitu:
1.Beri makan otak
Anda adalah yang Anda makan. Kalau banyak makan junk food, maka otak kita jadi sampah juga. Lemak dalam makanan berkadar lemak tinggi bisa berimbas buruk pada sinaps otak. Sinaps adalah bagian yang menghubungkan neuron otak dan penting untuk belajar serta mengingat. Untuk menyehatkan bagian ini, makan banyak-banyak ikan salmon, buah kiwi dan semua makanan yang mengandung asam lemak omega-3.
2.Lakukan olahraga
Olahraga bisa meningkatkan daya ingat, berpikir lebih jernih dan mengurangi risiko penyakit kognitif. Sebab olahraga akan mengurangi tekanan pada tubuh, memompa energi lebih banyak ke otak. Aktivitas ini juga memicu pelepasan bahan kimia yang menguatkan neuron. Cukup setengah saja setiap hari. Jangan lupa lakukan peregangan otot.
3.Olah otak
Mengisi TTS, main games memori, ternyata juga olah otak yang mencegah kepikunan. Aktivitas ini menstimulasi otak sehingga otak kita terlatih untuk mengingat-ingat selalu alias tidak malas berpikir. Semua itu membuat sistem otak kita selalu siap bekerja kapan saja, tidak mogok.
4.Trik memori
Agak mirip dengan yang di atas, kegiatan ini membiasakan kita mengingat-ingat dan mengontrol daya ingat. Membuat prediksi juga bisa membantu proses daya ingat. Latihan ini berguna sebab kadang saat kita punya suatu ide, kita lupa data-data lain yang bisa mendukung ide tersebut.
5.Istirahatkan
Otak manusia membutuhkan waktu istirahat, walaupun otak manusia itu ada yang jenius, semuanya membutuhkan untuk beristirahat. Maka beri istirahat agar kelak bisa bekerja lebih baik lagi. Sebuah studi mengatakan, tidur 90 menit di siang hari bisa membantu kinerja otak.
6.Minumlah susu
Susu dapat mencegah untuk menurunkan pikun. Salah satu penyebab penyakit pikun atau demensia adalah karena terjadi penyusutan volume otak. Semakin tua umur manusia maka volume otaknya pun akan semakin menyusut. Di Inggris, kepikunan sudah merupakan epidemik besar. Menurut data setiap harinya 550 orang mengalami kepikunan di Inggris. Untuk itu, perlu adanya tindakan pencegahan akan penyakit tersebut. Menurut Professor David Smith, peneliti dari Universitas Oxford, Inggris yang dikutip detikhot dari Telegraph, Selasa, (3/3/2009) mengungkapkan bahwa, cara terbaik untuk mencegah penyusutan otak adalah dengan mengkonsumsi vitamin B12. Dan salah satu bahan makanan yang bisa memenuhi kebutuhan vitamin B12 sehari-hari adalah susu. Dua gelas susu sehari akan dapat memenuhi gizi bagi otak sehari-hari. Dan dengan meminum susu maka kerusakan otak kita pun akan berkurang.
7.Mengkonsumsi Teh
Penelitian terakhir mengungkap sisi ajaib lain dari teh. Bukan hanya baik sebagai antioksidan, teh ternyata memiliki fungsi lain yang ada hubungannya dengan otak.
Penelitian yang dilakukan oleh sebuah tim dari Universitas Newcastle, menemukan bahwa didalam teh hitam dan teh hijau terdapat zat yang berpengaruh terhadap enzim kunci pada otak yang berhubungan dengan memori. Mereka berharap bahwa penemuan ini dapat mengarah pada perkembangan penelitian terhadap penyakit pikun atau alzheimer. Mereka mengatakan bahwa teh memiliki efek dengan obat yang dirancang khusus untuk memerangi penyakit pikun. Temuan ini masih akan dimatangkan dalam beberapa tahun kedepan. Tapi yang jelas, mulailah untuk lebih banyak mengkonsumsi teh hijau atau teh hitam dari sekarang, berhubung minuman ini mudah didapat, murah, tanpa efek samping, lezat, dan berguna bagi kesehatan, terutama otak.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pikun menyerang di usia muda:
1.Stress
Stress yang dibiarkan berlarut-larut dapat mengganggu sel-sel otak yang menyimpan memori kita. Stress juga mengakibatkan gangguan konsentrasi dan membuat kita tidak fokus dalam berfikir.
2.Kurang istirahat
Secara alami sel-sel otak akan mengalami regenerasi dan proses regenerasi ini terjadi terutama pada saat kita istirahat (tidur). Jika kurang tidur, otomatis sel-sel yang sudah rusak tidak cepat diganti. Akibatnya, terjadilah bad sector pada otak kita.
3.Mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Sering mengkonsumsi obat-obatan tertentu terutama yang bekerja langsung ke susunan saraf pusat di otak bisa mempercepat datangnya pikun di usia muda. Contohnya obat tidur, obat penenang, narkoba dan psikotropika.
4.Diabetes, hipertensi dan kelebihan kolesterol
Penyakit diabetes, hipertensi dan kelebihan kolesterol menyebabkan penyempitan di pembuluh darah kecil di seluruh tubuh termasuk otak. Penyempitan pembuluh darah di otak ini menyebabkan berkurangnya darah bersih dan oksigen di otak. Akibatnya kerja otak berkurang.
5.Kebiasaan merokok dan minum alkohol
Seperti diabetes, merokok juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah kecil di otak. Sementara itu alkohol selain mengganggu keseimbangan kimiawi otak, juga bisa merusak sel-sel otak. Konsumsi alkohol terus-menerus juga menyebabkan kemunduran intelektual.
Tips mencegah pikun
1. Pelajari hal-hal baru
Ketika kita mempelajari hal-hal baru, kita melatih sel-sel otak untuk melakukan fungsi save. Pada saat kita mengingat kembali hal yang baru, kita melatih sel otak untuk melakukan fungsi open. Latihan ini akan membuat otak lebih aktif dan tidak gampang lupa.
2. Jangan bebani otak melebihi kapasitasnya
Seperti komputer yang dipakai terus menerus, kinerjanya semakin berkurang. Demikian juga otak kita. Mempelajari hal-hal baru memang perlu tapi otak juga punya kapasitas kerja dan butuh istirahat. Jika dipakai terus menerus, konsentrasi kita akan berkurang. Karena itu, jika otak sudah merasa capek, istirahatkan.
3. Perbanyak kegiatan interaktif
Kegiatan interaktif membuat otak kita terlatih menerima data, menyimpan, mengolah dan membukanya kembali. Kegiatan interaktif ini misalnya bertemu dan berdiskusi dengan orang lain. Di sana ada proses mendengar informasi, mengolahnya dan mengeluarkannya secara aktif. Kurangi kegiatan yang pasif yang hanya membuat kita menerima data saja seperti menonton TV.
4. Terapkan gaya hidup sehat
Olahraga teratur, cukup istirahat, makan makanan bergizi dan hindari rokok, obat-obatan tertentu, narkotika dan psikotropika. Gaya hidup sehat akan memperlancar pasokan nutrisi dan oksigen ke otak sehingga sel-sel otak selalu bugar. Gaya hidup sehat juga membuat proses regenerasi sel-sel otak menjadi lancar.
Latihan Otak
Jika mesin akan cepat haus bila sering digunakan, organ tubuh manusia justru semakin terlatih dengan banyaknya aktivitas. Begitu juga dengan otak. Jika tidak sering-sering digunakan kemungkinan terjadi atrofi (pengerutan) juga semakin besar.
Biar tidak cepat pikun, Anda perlu melatih otak. “Untuk tidak mudah lupa, ingatlah LUPA, yaitu Latihan, Ulangi, Perhatian, dan Asosiasi,” sarannya. Untuk memudahkan mengingat, kombinasikan keempatnya. Misalnya saat berkenalan dengan seseorang, beri perhatian penuh, jangan terbagi antara kenalan, makan, dan nonton televisi. Setelah itu ulangi dengan menyebutkan namanya, kemudian asosiasikan orang tersebut dengan hal-hal lucu yang mudah diingat.
Aktivitas yang baik untuk merangsang sensitivitas otak diantaranya mengisi teka-teki silang, membaca, mengambil kursus keterampilan, mempelajari bahasa asing, menonton film, bahkan ngobrol. Penelitian membuktikan mereka yang pendiam, tidak banyak bicara, lebih cepat pikun daripada mereka yang hobi ngobrol. Karena saat kita bicara, otak kita bekerja lebih aktif. Itulah mengapa, lelaki lebih cepat pikun ketimbang perempuan, karena mereka lebih pendiam daripada perempuan.
Beberapa kiat mengatasi kemunduran daya ingat atau memperlambat kepikunan. Intinya, jangan biarkan otak Anda berhenti bekerja yaitu dengan cara:
ØSelalu belajar, berarti aktifkan otak Anda. Bangkitkan minat memakai pikiran dengan cara misalnya membiasakan membaca buku-buku yang bermanfaat, merancang, atau memasak.
ØUlangi informasi yang baru untuk disimpan dalam ingatan
ØMelatih memusatkan perhatian/konsentrasi, misalnya: dengan berdzikir, shalat yang khusuk, yoga, dan lain-lain.
ØRekreasi.
ØIkut kegiatan sosial.
ØKonseling ke spesilis saraf, untuk deteksi dini demensia.
ØMembuat catatan atau biografi merupakan aktifitas lansia yang paling baik dan sangat berharga.
ØMenjaga kesehatan tubuh dengan pola hidup sehat seperti makan-makanan sehat, istirahat/tidur cukup, hindari rokok dan alkohol.
ØGerak Latih Otak (senam otak) dan olahraga lain sesuai kemampuan
Gerak dan Latih Otak
Pada prinsipnya dasar latihan otak adalah ingin otak tetap bugar dan mencegah pikun. Otak adalah satu-satunya organ yang kecanggihannya menurut para peneliti lebih canggih dari tata surya di alam lain. Seumur hidup manusia menurut penelitian, otak hanya terpakai 20 persen dan 80 persen lainnya belum terungkap.
Salah satu latihan untuk otak adalah dengan senam otak sehat atau yang diciptakan oleh Asosiasi Alzheimer Indonesia disebut Gerak dan Latih Otak (GLO).GLO ini bisa dilakukan oleh semua usia. Pada penderita epilepsi anak, anak dengan cerebral palsy, anak yang gerak tangannya tidak terkoordinasi selain difisioterapi, mereka juga bisa dilatih otaknya lewat GLO. GLO ini gerakannya mudah dan dapat dilakukan saat duduk atau berdiri. dilakukan dengan perasaan senang, rileks, serta tidak menahan napas. ”Bila sedang berada di bus kota, sedang di depan meja komputer, gerakan ini bisa saja dilakukan dalam hanya dalam lima menit. Biasanya latihan yang dianjurkan tiga kali seminggu, masing-masing sekitar 15-20 menit, harus selalu membayangkan gerak fisiknya, supaya tersambung sirkuit otak dengan gerakan-gerakan yang sedang dilakukan.
·Latih peregangan leher
Posisi badan menghadap lurus ke depan, dengan telapak tangan kanan pada sisi kanan kepala. Tekan kepala ke arah kiri, sementara kepala menghadap lurus ke depan. Otot-otot leher akan terasa teregang melawan dorongan tangan. Lakukan delapan kali hitungan dengan tidak menahan nafas. Lakukan secara bergantian dengan telapak tangan kiri.
·Peregangan bahu dan lengan atas
a. Luruskan tangan kanan ke atas (di samping telinga), telapak tangan menghadap ke depan. Tangan kiri melewati belakang di bawah siku tangan kanan. Tangan yang lurus digerakkan ke belakang, sedangkan tangan yang satunya menahan ke depan.
Akan terasa regangan pada bahu dan lengan atas. Hembuskan nafas pada saat otot diaktifkan atau tegang. Kemudian lakukan bergantian dengan tangan yang kiri, masing-masing dua kali.
b. Luruskan tangan kanan ke atas, di samping telinga dengan telapak tangan menghadap ke dalam. Tangan yang lurus digerakkan ke kanan, sedangkan tangan yang satu lagi menarik tangan kanan ke arah dalam. Lakukan bergantian dengan tangan yang kiri, masing-masing dua kali.
c. Posisi tangan kanan lurus menekan ke arah telinga kanan dan tangan yang satu lagi mendorong ke arah keluar. Lakukan bergantian dengan tangan kiri, masing-masing dua kali.
·Pemanasan sakelar otak
Gosoklah dua lekukan kiri dan kanan di bawah pertemuan tulang selangka kiri dan kanan dengan tulang dada. Dengan tangan lain gosok daerah perut. Usahakan mata bergerak ke kiri dan ke kanan, ke atas, ke bawah dan memutar dari kiri atas ke kanan atas. Lakukan enam kali pernapasan dengan tangan bergantian.
·Latihan inti
a. Delapan tidur, Berdiri tegak, kepala lurus ke depan, tangan kanan lurus ke depan, ibu jari menghadap ke atas di depan hidung. Gerakkan tangan ke kiri atas, kiri bawah, kembali ke tengah, lalu ke ke kanan atas, kanan bawah dan kembali ke tengah. Gerakan ini membentuk angka delapan tidur dan lakukan tanpa diikuti gerakan bola mata.
b. Untuk variasi delapan tidur, gerakkan ibu jari sama seperti gerakan delapan tidur, tetapi gerakan ibu jari diikuti dengan gerakan bola mata. Lakukan latihan ini bergantian dengan tangan kanan, kiri, dan kedua tangan saling berkaitan. Masing-masing dalam hitungan dua kali delapan.
Beberapa gejala awal bisa menandakan seseorang menderita demensia. Di antaranya adalah:
·Kesulitan mengingat. Mereka yang menderita demensia sama sekali sulit dalam mengingat sesuatu. Berbeda ketika misalnya kita melupakan sesuatu, dan mengingatknya kembali pada waktu yang berbeda. Penderita demensia, mereka tidak akan mengingat sesuatu yang mereka lupakan. Misalnya, mereka menanyakan sesuatu kepada kita. Di waktu yang berbeda, mereka akan menanyakan hal tersebut tanpa mengingat apakah mereka pernah menanyakan hal tersebut sebelumnya.
·Kesulitan Berpikir. Baik berpikir jernih maupun berpikir abstrak, penderita demensia tak bisa melakukan kedua hal tersebut. Dalam hal berpikir jernih sama halnya dengan mengingat sesuatu. Sementara itu berpikir abstrak contohnya yakni penderita demensia kesulitan mengingat angkat-angka.
·Kehilangan waktu dan tempat. Tak tahu tujuan dan tak mengenal waktu. Mungkin itulah yang terjadi pada penderita demensia. Jika bepergian, mereka tak tahu kemana tujuan sebenarnya dan tak mengenali jalan yang sedang mereka lalui meskipun sudah seringkali mereka tapaki. Sebabnya, mereka pun tak tahu jalan pulang dan tersesat hingga berjam-jam.
·Kesulitan mengerjakan hal yang sederhana. Gejala lain yang diderita oleh seseorang yang menderita demensia adalah sulit mengerjakan hal-hal yang sederhana. Seperti menulis atau pun memasak. Jika sudah selesai melakukannya, mereka pun lupa dan tak mengingat apakah mereka sudah pernah melakukan hal tersebut.
·Kesulitan Berkomunikasi. Bagi Anda yang berinteraksi dengan penderita demensia, Anda sebaiknya tak menggunakan kata-kata yang sulit untuk dimengerti oleh mereka. Sebab, penderita demensia susah mengungkapkan kata-kata yang ingin mereka utarakan karena sel-sel di otak mereka yang berfungsi untuk berpikir telah mengalami kerusakan.
·Perubahan kepribadian dan mood. Dalam hal kepribadian, penderita demensia akan berubah secara drastis. Jika dulunya mereka dikenal sebagai seorang yang pemberani, kemungkinan setelah mengalami demensia, kepribadiannya berubah menjadi seorang yang penakut dan sensitif.
·Meletakkan barang tidak pada tempatnya. Penderita demensia juga akan mengalami hal ini. Mereka tidak fokus akibatnya, barang-barang yang ada di tangan mereka tidak akan kembali pada tempat yang benar. Misalnya, meletakkan buku bukan di rak tapi di dalam kulkas. Dan parahnya, mereka pasti akan lupa dimana meletakkan barang tersebut.
0 comments:
Post a Comment