Ini berkaitan dengan program Jagongan Iman dari Domus Pacis untuk pendampingan Kaum Tua Pewarta dalam 12 kali pertemuan a 2 jam. Program ini menjadi pendalaman iman yang melandaskan diri pada Syahadat Katolik dengan pegangan Katekismus Gereja Katolik (KGK). Pada Kamis 20 November 2014 yang terjadi adalah pertemuan keempat Kelompok Imogiri di rumah keluarga Bapak Warsito. Pokok yang dibicarakan adalah kepercayaan akan Tuhan Yesus Kristus "yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus disalibkan, wafat, dan dimakamkan".
Ketika para peserta diminta untuk menjelaskan pokok tersebut dengan pemahaman sendiri, sesudah pembicaraan dalam 4 kelompok kecil, muncul beberapa pemahaman dan soal.
- Pemahaman: 1) Itu adalah Tuhan yang "blusukan" karena cintanya pada umat. Semua untuk memberi keteladanan bagaimana menjadi manusia yang menghormati Pencipta dan kehidupan. "Blusukan" ini adalah peristiwa nyata karena ada data pada zaman Pontius Pilatus. "Blusukan" ini membawa konsekuensi mendapatkan hukuman terhina, yaitu salib.; 2) Yesus sungguh mencintai manusia. Yesus taat pada Allah untuk menebus/menyelamatkan manusia agar mendapatkan kebahagiaan di sorga. Dan peristiwa itu menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh wafat.
- Persoalan: Di mana letak penyelamatan kalau yang terjadi adalah kesengsaraan?; Putra Allah kok bisa wafat? Mengapa tak wafat saja sebelum disalib yang menjadi penderitaan berat?; Apakah Allah merencanakan kesengsaraan? Apa alasan pokok agama sehingga Yesus dihukum mati?; Apa makna semua itu untuk Gereja?; Apa yang mendorong Yesus konsisten?; Apa Yesus benar-benar wafat?
- melawan ketaatan kepada hukum dalam segala perintah yang
tertulis dan, untuk orang Farisi, dalam penjelasan yang diberikan oleh tradisi
lisan;
- melawan tempat sentral kanisah Yerusalem sebagai tempat suci,
tempat tinggal Allah secara khusus;
- melawan iman akan Allah
yang Esa, yang pada kemuliaan-Nya tidak seorang pun dapat mengambil bagian."
0 comments:
Post a Comment