Tulisan ini merupakan sajian hasil mengikuti pembicaraan dalam Novena Ekaristi Seminar pada hari Minggu 3 Mei 2015 di Domus Pacis. Dalam acara ini dr. Andry Hartono, SpGK hadir dalam tema NGATI-ATI MILIH PANGAN (pola makan di usia tua). Tema ini didasari oleh pertimbangan bahwa “Kondisi kaum tua/lansia makin lama makin lemah bisa karena pertambahan usia dan bisa karena kesehatan. Tetapi kelemahan fisik dapat menjadi segar ketika kaum tua/lansia dapat bijak dalam menentukan pola makan.” Bahan untuk penulisan diambil dari pembicaraan, buku tentang terapi gizi, dan tulisan dari internet.
A. PERTIMBANGAN
KESEHATAN
Peran
Sel dalam Tubuh
Tubuh manusia untuk mencapai kesehatan
amat bergantung pada kondisi sel. Kata
sel berasal dari bahasa Latin yang berarti ruang kecil. Ini untuk memberikan nama
unsur terkecil yang ada dalam tubuh makhluk hidup. Secara umum sel dapat
dimengerti dengan rumusan sebagai berikut:
“Sel merupakan unit (satuan, zarah) terkecil dari
makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit
terkecil karena tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil
yang berdiri sendiri.Secara setruktural, tubuh makhluk hidup terrsusun atas
sel-sel sehingga sel disebut satuan setruktural makhluk hidup. Secara
fungsional, tubuh makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehiduoan jika sel-sel
penyusun itu berfungsi. Karena itu sel juga disebut satuan fungsional makhluk
hidup. Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk
hidup. Dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat di wariskan
kepada keturunan.” (http://materi-sma1.blogspot.com)
Dengan pengertian itu orang menjadi
sehat atau tidak amat tergantung dari kondisi sel dalam tubuhnya. Sel yang
terus dapat memperbarui diri akan membuat tubuh menjadi sehat atau paling tidak
akan menjaga kondisi terpelihara dan terkendali bila kena penyakit. Tetapi sel
dapat menjadi racun dalam tubuh bila tidak ada dalam kondisi baik. Ini semua
tergantung pada makanan yang disantap oleh seseorang.
Sindrom
Metabolik
Dalam hal makanan yang disantap oleh
seseorang hingga menjadi asupan dalam sel terdapat proses kimiawi yang
berkaitan dengan yang disebut metabolisme.
Pernyataan berikut dapat membantu untuk memahami apa itu metabolisme:
“Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi
di dalam tubuh semua makhluk hidup,
proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan
lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metabole” yang
berarti perubahan, dapat kita katakan bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah
dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.”
(http://softilmu.blogspot.com/2014/01)
Makanan yang disantap akan diproses
dalam tubuh orang dan bila lancar sari-sarinya akan diedarkan untuk menyehatkan
sel-sel yang ada dalam tubuh dan membuat sel-sel selalu dapat diperbarui.
Tetapi kalau proses metabolik tidak baik yang pertama-tama terganggu adalah
sel-sel darah yang mempunyai tugas utama menjadi pengedar ke sel-sel lain dalam
keseluruhan tubuh. Dari sini dapat dipahami bahwa sindrom (gejala bahaya
kesehatan) yang mencolok dalam metabolisme dekat kaitannya dengan gangguan
diabetes. Merujuk ke buku Sehat dengan
Gaya Hidup tulisan Radyanto Iwan Widya Hartono dan dr. Andry Hartono (Rapha
Publising, 2014 hal 21) “Sindrom Metabolik merupakan prediabetes yang terdiri
dari sekumpulan keadaan yaitu:
- Gemuk dengan perut buncit (lingkaran perut pria di atas 90 cm dan wanita di atas 80 cm)
- Kadar trigiserida di atas 175 mg/dl
- Kadar kolesterol LDL di atas 150 mg/dl
- Kadar kolesterol HDL di bawah 45 mg/dl, dan
- Tekanan darah di atas 140/90 mmHg.”
Orang ditengarai mengidap sindrom metabolik kalau sudah mengalami 3 dari 5 tanda tersebut. Untuk menghindarinya yang harus dilakukan adalah menjaga (bila dalam keadaan sehat) atau mengubah (bila menderita penyakit) gaya hidup termasuk pola makan dan aktivitas sehari-hari.
Diet
dan Perencanaan Makan
“Diet yang baik harus memberikan asupan
gizi yang baik dan seimbang. Baik berarti makanannya harus mengandung semua
unsur gizi yang lengkap, sementara seimbang berarti asupan tersebut dengan
jumlah yang tidak boleh berlebih maupun kurang menurut kebutuhan individual”
(idem Radyanto Iwan Widya Hartono dan dr. Andry Hartono hal 24). Kekurangan
gizi akan membuat tubuh rentan terhadap infeksi sehingga mudah kena TB dan
kekurangan kalori dan protein. Sementara itu apabila berlebih orang akan
kelebihan lemak dan rentan mengalami penyakit metabolik, vaskular (pengapuran
pembuluh darah) dan bahkan gangguan imunitas.
Untuk mengatur makanan sehat orang harus
mengurangi bahkan menghindari makanan yang tergolong junk food atau makanan sepat saji, yaitu makanan yang gizinya tidak
seimbang karena kaya lemak tetapi kurang serat. Makanan ini tak boleh menjadi
makanan harian karena hanya terasa lezat disantap dan mudah membuat orang
ketagihan. Yang termasuk junk food
misalnya humburger, pizza, hod dog, dan minuman soda. Dokter Andry mengatakan
“Mengikuti pola makan tradisional seperti yang dikonsumsi oleh orangtua atau
kakek nenek kita dengan menu-menu yang memberikan gizi seimbang sebetulnya
sudah merupakan terapi gizi medik untuk mencegah atau mengendalikan sindrom
metabolik jika pola tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari” (idem hal
27).
B. MEMBANGUN
GAYA HIDUP
Terhadap pemahaman tentang pola makan
baik di atas yang menjadi soal adalah bagaimana itu dapat operasional terjadi
dalam perilaku kongkret sehari-hari. Dokter Andry menampilkan 5 langkah untuk
memerangi sindrom metabolik (lihat idem hal 22):
- Stres harus dikelola dengan baik.
- Aktivitas fisik dan olah raga aerobik dilakukan secara teratur seimbang dengan istirahat.
- Diet dan perencanaan makanan dilakukan dengan gizi seimbang.
- Alkohol dan rokok dihindari.
- Regular checkup bagi yang sehat dan kontrol rutin bagi yang sakit.
Kemampuan
Mengelola Stres Menjadi Penentu
Bagaimanapun juga diet dan perencanaan
makan merupakan gaya hidup seseorang untuk mendapatkan kemantapan diri. Tetapi
gaya hidup yang keliru akan membuat orang justru mengalami kekacauan diri. Yang
menarik sebagai gaya hidup, diet dan perencanaan makan berada dalam posisi
ketiga sesudah terjadi langkah pertama dan langkah kedua. Dan yang lebih
menarik semua langkah mengatur fisik (kedua hingga kelima) ditentukan oleh
kemampuan psikologis sebagai langkah pertama. Orang baru dapat menata urusan
tubuh (olah raga, istirahat, makan, selera, kesehatan) kalau dia mampu menata
dirinya. Dia akan akan memiliki rasa tenang baik ketika gembira maupun susah.
Berkaitan dengan kesehatan orang dapat
mengendalikan dan mampu menenangkan diri ketika menghadapi kondisi badan yang
tak baik terutama ketika menderita sakit berkelanjutan. Sakit berkelanjutan ini
biasanya di sekitar gula darah, asam urat, kelebihan lemak, dan hipertensi.
Orang yang mampu mengendalikan rasa stres akan dapat mengatur diri dalam hal
makanan yang baik untuk disantap dan dihindari demi kesegaran tubuhnya.
Terang
Iman
Berkaitan dengan kemampuan mengelola
perasaan stres seorang pengikut Kristus akan mendapatkan landasan kerohanian di
dalam Kitab Suci. Orang yang dapat mengelola stres kiranya harus memiliki sikap sabar dan pengendalian diri. Di sini Santo Paulus berkata “Tetapi buah Roh
ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Gal 5:22-23)
Hidup dalam Roh adalah hidup mengikuti
Tuhan Yesus Kristus dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat. Bersekutu
dengan Yesus dapat dipahami misalnya dengan gambaran yang terdapat dalam Injil
Yohanes 15:1-8:
"Akulah
pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku
yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih
karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di
dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa
tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi
kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau
kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa
saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah
murid-murid-Ku."
Dalam gambaran pohon anggur orang
sungguh dapat hidup dalam kesegaran dan dapat menghadirkan kenikmatan bagi
orang lain kalau bersatu dengan Yesus sebagai pokok anggur. Yesus adalah sumber
hidup bagaikan pokok anggur yang akan tetap hidup kalau dipotong bagian atas
maupun bawah. Bagi orang, untuk mengalami hidup penuh damai dan sejahtera,
Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup (lih Yoh 14:6). Secara kongkret daya
hidup iman ini dapat dikembangkan kalau orang memiliki kebiasaan hidup dalam
keheningan. Untuk menjaga keheningan hati orang perlu selalu menyempatkan diri
menyendiri sekitar 30 menit setiap hari untuk diam merasakan dan
menimbang-nimbang kehidupan kongkretnya. Dengan ini orang akan menemukan
pemahaman apa yang sebaiknya terjadi dalam dirinya agar selalu segar sekalipun
ada dalam keadaan sakit berkelanjutan seperti misalnya diabetes dan hipertensi.
Pemahaman hasil keheningan ini akan menjadi dorongan batin yang memampukan
orang menata aktivitas fisik termasuk istirahatnya, perencanaan makan, dan
menghindari selera fisik yang membahayakan hidup. Inilah gaya hidup beriman
yang akan membuahkan gaya hidup yang membuat sehat. Segala proses penataan yang
disertai rasa tak enak akan menjadi jalan penyangkalan diri dan beban salib
harian untuk ikut Tuhan Yesus Kristus. Tindakan iman ini justru menjadikan
salib sebagai susah derita ragawi yang membawa nikmat keseluruhan diri lahir
dan batin.
0 comments:
Post a Comment