Selasa, 12 Mei2015
St. Nereus
& AkhilleusSt, St. Pankrasius
Leopoldus
Mandic, William Tirri,
warna
liturgi Putih
Bacaan:
Kis. 16:22-34; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Yoh.
16:5-11. BcO 1Yoh. 2:12-17
Yohanes
16:5-11:
5tetapi
sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di
antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi?6Tetapi karena Aku
mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.7Namun benar yang
Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab
jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi
jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.8Dan kalau Ia datang, Ia akan
menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;9akan dosa, karena
mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;10akan kebenaran, karena Aku pergi kepada
Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;11akan penghakiman, karena penguasa dunia
ini telah dihukum.
Renungan:
Setiap
kali mengalami perpisahan ada kesedihan yang tersisa. Tidak jarang isak tangis
pun menghiasi peristiwa tersebut. Orang tua menangis kala anaknya berpamitan
merantau. Satu angkatan saling tangis-tangisan kala mereka lulus dan akan
berpisah. Seorang isteri tentara sedih kala suaminya berpamitan tugas ke medan
perang.Yesus pun akan berpisah dengan para murid. Kala kabar itu disampaikan
para murid pun sedih.
Walau
sedih perpisahan itu perlu terjadi. Anak sekolah wajib berpisah dengan
teman-temannya kala lulus. Mereka harus memasuki jenjang kehidupan baru. Tanpa
berpisah mereka tidak akan maju.
Perpisahan
sering menyisakan sedih karena kehilangan suasana yang telah terbangun. Bisa
juga karena orang tidak tahu apa yang terjadi setelah berpisah. Namun
perpisahan itu menaburkan harapan akan kehidupan baru. Mereka yang melakukannya
mempunyai kekuatan untuk melangkahkan hidupnya. Yesus menyatakan, "Adalah
lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan
mengutus Dia kepadamu" (Yoh 16:7).
Kontemplasi:
Hadirkan
satu pengalaman perpisahanmu. Rasakan suasana sedih dan harapan yang ada padamu
kala itu.
Refleksi:
Apa
kekuatanmu untuk melangkahkan hidup baru dan meninggalkan yang lama?
Doa:
Bapa,
terima kasih atas Roh Penghibur yang menuntun jalanku menapaki aneka dunia
baru. Amin.
Perutusan:
Aku
menguatkankan pengharapanku kala melangkahkan kehidupan baru.-nasp-
0 comments:
Post a Comment