Kamis, 28
Mei2015
Hari biasa
warna
liturgi Hijau
Bacaan:
Sir. 42:15-25; Mzm. 33:2-3,4-5,6-7,8-9; Mrk.
10:46-52. BcO 1Kor. 16:1-24
Markus
10:46-52:
46Lalu
tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari
Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang
berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak
Timeus, duduk di pinggir jalan.47Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus
orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah
aku!"48Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia
berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"49Lalu Yesus berhenti dan
berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan
berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil
engkau."50Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi
mendapatkan Yesus.51Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya
Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat
melihat!"52Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti
Yesus dalam perjalanan-Nya.
Renungan:
Ada
banyak halangan bagi Bartimeus, seorang pengemis buta, bertemu dengan Yesus.
Ketika ia memanggil-manggil Yesus orang-orang pun menegur dia dan menyuruh diam
(bc Mrk 10:48). Namun niat bulat Bartimeus tak bisa digoyahkan. Ia terus
memanggil nama Yesus sampai Yesus mendengar dan menanggapinya.
Dalam
hidup kita sering halangan seperti itu kita alami. Kala kita hendak maju
melakukan sesuatu yang baik dan mungkin agak beresiko, ada banyak suara yang
berusaha menghentikan langkah kita. Kadang-kadang suara-suara tersebut sungguh
menggagalkan langkah kita. Namun belajar dari Bartimeus, nampaknya kita sungguh
perlu membangun iman yang mantap dan niat yang bulat kala mau melangkah.
Kematangan iman dan niat ini akan membebaskan kita dari aneka macam usaha
pencegahan. Kita berani terus maju walau sedikit yang mendukung. Pada saatnya
kita akan menemukan mukjijat yang menyertai langkah kita.
Kontemplasi:
Pejamkan
sejenak matamu. Ingatlah satu peristiwa kala anda mantap memperjuangkan sesuatu
walau harus melangkah dengan dukungan yang minim.
Refleksi:
Apa
kekuatanmu untuk melangkahkan tindakan walau tanpa dukungan?
Doa:
Tuhan
terima kasih telah memberi teladan Bartimeus yang yakin dengan PuteraMu. Semoga
aku pun mempunyai keyakinan kuat seperti dia. Amin.
Perutusan:
Aku
akan membulatkan tekad dan niatku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment