Pada saat liburan banyak tempat-tempat wisata dikunjungi oleh banyak orang. Jenis wisata pada masa kini tidak hanya terbatas pada keindahan alam. Tempat-tempat rekreasi juga menjadi tempat pariwisata. Bahkan wisata religius pun makin marak. Domus Pacis kini tampaknya juga menjadi salah satu tujuan wisata Gerejawi. Selain yang khusus datang untuk para rama Domus, banyak kelompok umat yang memiliki acara wisata dan atau berziarah menempatkan Domus Pacis sebagai salah satu tempat yang didatangi. Tanggal 2 Juni 2015 adalah hari libur Waisak. Pada jam 09.30 rombongan para sekretaris paroki-paroki Kevikepan Kedu yang dikoordinasi Bapak Budiarto datang. Rama Yadi, Rama Harto, Rama Hantoro dan Rama Tri Wahyono menyambutnya. Rama Bambang tidak ikut menyambut karena sedang melanyani misa lansia di Paroki Pringgolayan. Kata Rama Hantoro rombongan ini tidak lama berada di Domus karena masih akan ke Taman Pintar dan Gembira Loka.
Ketika Rama Bambang tiba di Domus Pacis pada jam 11.00, Rama Hantoro sedang mendapatkan kunjungan kelompok umat dari Paroki Kebon Dalem, Semarang. Rama Harto ikut bergabung menyambut. Kelompok ini diterima di ruang pertemuan karena banyaknya yang datang. Ketika Rama Bambang sedang melepas lelah di kamarnya Mbak Tari masuk dan melaporkan "Rama, wonten pisang radi katah ingkang sampun mateng siap jual. Umumipun kepok" (Rama, ada banyak pisang yang sudah ranum siap jual. Kebanyakan pisang jenis kepok). Mbak Tari lapor ke Rama Bambang karena dia yang biasanya terus mengirim SMS ke beberapa relasi untuk memasarkan. Tetapi saat itu Rama Bambang bilang "Tawakke mawon teng tamune Rama Hantoro" (Tawarkan saja ke para tamu Rama Hantoro). Ternyata para tamu sungguh berminat dan pada saat itu Mbak Tari kebingungan tentang berapa harganya sehingga berteriak ke Rama Bambang "Diregani pinten, rama?" (Diberi harga berapa, rama?) yang dijawab "Diserahke mawon ken nemtokke sing dha nuku" (Yang beli diminta menentukan sendiri harganya). Ternyata ada tamu yang berkata "Rama, rama yang menentukan harganya dong" yang langsung disahut oleh Rama Bambang "Wegah. Arep kok bayar pira, terserah. Dicolong ya entuk" (Saya tidak mau. Kamu akan bayar berapa, terserah. Dicuri juga boleh) yang membuat para tamu tertawa. Tetapi akhirnya pisang-pisang itu habis semua dan Rama Bambang menerima setoran uang dari Mbak Tari.
0 comments:
Post a Comment