Senin, 08 Juni2015
Nikolaus Gesturi,Maria Droste-Fischering
warna liturgi Hijau
Bacaan:
2Kor. 1: 1-7; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 5:1-12. BcO Yos. 1:1-18
Matius 5:1-12:
1Ketika
Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia
duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.2Maka Yesuspun mulai
berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:3"Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan
Sorga.4Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur.5Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi.6Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan.7Berbahagialah orang yang murah hatinya,
karena mereka akan beroleh kemurahan.8Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah.9Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak
Allah.10Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.11Berbahagialah kamu, jika karena
Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang
jahat.12Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,
sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Renungan:
Suatu
kali ada orang dengan suara keras memaki-maki. Namun orang yang
dimaki-maki diam saja. Ia mendengarkan seluruh makian itu. Mungkin juga
hatinya panas, tetapi wajahnya tetap tenang. Setelah yang mencaci maki
diam, ia tersenyum dan bersuara dengan tenang dan lembut. Kata-kata
tenang dan lembutnya ternyata meredakan amarah. Orang itu lalu makin
terbawa tenang dan kemudian bisa bercakap-cakap dengan baik.
Kisah
itu mematriku pada sabda Yesus ini, "Berbahagialah orang yang lemah
lembut, karena mereka akan memiliki bumi" (Mat 5:5). Mereka yang lemah
lembut mampu menghentikan gejolak amarah dan mereka memiliki bumi.
Marilah
kita jaga hati kita agar tetap lemah lembut. Kita sikapi gejolak yang
meledak-ledak dengan kelemah lembutan hati yang menyejukkan. Bumi pun
akan menjadi milik kita.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu sedang dimaki-maki orang. Hadapilah dengan tenang.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu ketika menghadapi orang marah?
Doa:
Bapa,
semoga aku tetap lemah lembut kala kekerasan menimpaku. Aku bisa
menenangkan keributan dengan hati tenang. Dan aku boleh merasakan
kebahagiaanmu. Amin.
Perutusan:
Aku akan tetap lemah lembut ketika menghadapi keributan. -nasp-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment