Dalam Novena Ekaristi Seminar tanggal 7 Juni 2015 memang banyak yang pamit tidak dapat ikut. Ada yang menunggu Komuni Pertama karena hari itu adalah Haria Raya Tubuh dan Darah Kristus. Ada banyak yang menghadiri perkawinan. Tetapi yang paling banyak adalah harus berada di kampungnya untuk terlibat dalam acara adat tradisional Jawa peringatan arwah, yaitu nyadran. Meskipun demikian lebih dari 230 orang datang. Rama Rosarius Sapto Nugroho, Pr. memaparkan pembicaraan Tuwo Migunani dengan cara enak sekali. Beliau berceritera pengalamannya bersama almarhum kedua orang tuanya. Beberapa peserta tampil memberikan sharing kehidupannya. Dari pembicaraan ini muncul inti pemahaman, yaitu:
- Walaupun sudah lansia orang tetap ingin eksis, diakui keberadaannya.
- Belajar dari tokoh-tokoh Kitab Suci (Abraham, Elisabet, Simeon, Hana), keberadaan lansia akan migunani (bermakna) kalau menjadi "kabar gembira", orang akan gembira mendengar dan yang mengabarkan juga berkisah dengan gembira.
- Untuk jadi kabar gembira, lansia harus hadir dengan "kata-kata bijak" yang muncul dari kematangan hidupnya yang datang dari kebiasaannya bermenung dan berdoa.
0 comments:
Post a Comment