Yakobus dr
Viterbo
warna
liturgi Hijau
Bacaan:
Tob. 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9a; Mzm.
128:1-2,3,4-5; Mrk. 12:28b-34. BcO Yak. 4:1-12
Markus
12:28b-34:
28Lalu
seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab
dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang
kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"29Jawab
Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan
Allah kita, Tuhan itu esa.30Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu.31Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum
ini."32Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru,
benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali
Dia.33Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian
dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri
sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban
sembelihan."34Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan
Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan
seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Renungan:
Salah
satu keutamaan dalam hidup adalah keberanian mengakui kebenaran orang lain,
bahkan yang dianggap sebagai lawan yang layak dijatuhkan. Hal ini tidaklah
mudah. Terhadap lawan kita sering lebih mudah menilai mereka buruk. Segala
sesuatu dari lawan adalah buruk, walau sebenarnya dalam hati kecil kita kita
mengakui itu adalah hal baik. Maka mengakui kebenaran orang lain, juga lawan,
adalah suatu keutamaan. Keutamaan itu membuahkan rahmat dalam hidupnya.
Ahli
Taurat mengakui kebenaran dari Yesus, "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu
itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi
Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap
kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih
utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan"(Mrk 12:32-33).
Pengakuan ini menghadirkan rahmat dalam dirinya, "Engkau tidak jauh dari
Kerajaan Allah!" (Mrk 12:34).
Kontemplasi:
Bayangkan
kisah dalam Injil 12:28b-34.
Bandingkan pengakuan ahli Taurat itu dengan pengalaman hidupmu.
Refleksi:
Tulislah
kebenaran-kebenaran yang pernah kaudapatkan dari orang-orang yang memusuhimu.
Doa:
Tuhan
aku ingin jujur mengakui kebenaran-kebenaran yang ada di sekitarku, juga yang
muncul dari lawan-lawanku. Amin.
Perutusan:
Aku
akan jujur mengakui kebenaran sebagai kebenaran. -nasp-
0 comments:
Post a Comment