Sabtu, 27 Juni 2015
St. Sirillus dr
Aleksandria
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kej. 18:1-15; Mzm. MT
Luk. 1:46-47,48-49,50,53; Mat. 8:5-17. BcO 1Sam. 4:1-18
Matius
8:5-17:
5 Ketika Yesus masuk ke
Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 "Tuan,
hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7
Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." 8 Tetapi
jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di
dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab
aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata
kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang
lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka
ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan
berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara
orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan
Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam
Kerajaan Sorga, 12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam
kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi." 13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan
jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga
sembuhlah hambanya. 14 Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua
Petrus terbaring karena sakit demam. 15 Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu,
lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. 16 Menjelang malam
dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah
kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita
sakit. 17 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi
Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit
kita."
Renungan:
Kita masih sering
mendengar para pekerja yang tergabung dalam outsource tertentu. Sekalipun
banyak haknya hilang kala bergabung namun tetap saja bergabung. Mereka tidak
mendapatkan jaminan kerja yang panjang. Waktu kerjanya sebatas perjanjian yang
dibuat. Kala sang pemakai jasa sudah tidak menginginkannya mereka gampang saja
memutus hubungan kerja, dan sering tanpa pesangon.
Perwira di Injil hari ini
berbeda. Ia begitu peduli pada hambanya, "Tuan, hambaku terbaring di rumah
karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita" (Mat 8:6). Sakitnya sang
hamba menggerakkannya untuk datang kepada Yesus dan memohonkan kesembuhan. Sang
hamba yang tak berdaya tidak ia buang, tapi ia selamatkan.
Kepedulian pada pekerja
karyawan bukanlah sikap yang akan menghapus jatidiri. Kepedulian seperti itu
malah justru akan mengangkat martabat sang tuan. Ketika ada kepedulian maka
martabat mereka yang terlibat akan semakin diteguhkan (bdk Mat 8: 10-12).
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak.
Hadirkanlah wajah anak buahmu. Sapalah mereka dengan hatimu.
Refleksi:
Bagaimana sikapmu dengan
anak buah, karyawan dan hamba?
Doa:
Tuhan semoga martabat
umat manusia semakin dikuatkan karena seseorang melihat yang lain sebagai
sesama dan bukan komoditas. Amin.
Perutusan:
Aku akan memberikan hati
kepada anak buah, karyawan dan hamba. -nasp-
0 comments:
Post a Comment