Senin, 6 Juli
2015
Matius 9:18-26
9:18.
Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala
rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja
meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan
hidup."
9:19
Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan
murid-murid-Nya.
9:20
Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita
pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.
9:21
Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan
sembuh."
9:22
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah
hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat
itu sembuhlah perempuan itu.
9:23
Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup
seruling dan orang banyak ribut,
9:24
berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur."
Tetapi mereka menertawakan Dia.
9:25
Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu
bangkitlah anak itu.
9:26 Maka tersiarlah kabar tentang hal
itu ke seluruh daerah itu.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, kalau sudah menderita sakit bertahun-tahun dan dengan berbagai macam pengobatan tak tersembuhkan, orang dapat menyerah terhadap keadaan. Orang dapat beradaptasi terhadap kenyataan yang tak sesuai dengan keinginan dan harapan.
- Tampaknya, kalau penyakit tak tersembuhkan dan akhirnya meninggal dunia, ini dipandang sebagai peristiwa yang memastikan akhir hidup. Orang sudah tak dapat mencari berbagai upaya alternatif untuk hidup.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa meskipun menderita kegagalan dalam berbagai upaya untuk memperoleh kesejahteraan bahkan menurut pandangan umum sudah terpuruk tak tertolong lagi tetapi memiliki hati penuh dengan tonggak-tonggak kekokohan kedalaman batin, orang akan mengalami hal di luar nalar umum yang memenuhi dambaan jiwanya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tak akan mengalami kehampaan harapan di tengah segala derita dan keterpurukannya.
Ah, orang harus siap punya nasib buruk.
0 comments:
Post a Comment