Sabtu, 11 Juli 2015
Peringatan Wajib St. Benediktus
warna liturgi Putih
Bacaan
Kej. 49:29-32; 50:15-24; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7; Mat. 10:24-33. BcO 1Sam.
28:3-25
Matius 10:24-33:
24 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari
pada tuannya. 25 Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti
gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan
rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. 26 Jadi janganlah kamu takut
terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan
dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. 27 Apa
yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang
dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. 28 Dan
janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak
berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan
baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. 29 Bukankah burung pipit dijual dua
ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar
kehendak Bapamu. 30 Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. 31 Sebab
itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung
pipit. 32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan
mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. 33 Tetapi barangsiapa menyangkal
Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di
sorga."
Renungan:
Ada banyak ancaman di dunia ini yang membuat kita takut. Ancaman tersebut
bisa menyangkut nyawa kita atau mengancam kebutuhan harian kita. Siapa pun
bisa stres kala berada dalam ancaman. Pernah ada juga yang sampai terhantui
bahkan sampai terganggu jiwanya.
Memang kita akui bahwa ancaman itu bagaikan lingkaran yang selalu berada di
sekitar kita. Setiap hari ada tuntutan untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Ada
persaingan-persaingan usaha yang kita sadari atau tidak. Ada lawan yang kita
kenali atau tidak. Ada tugas yang mampu kita selesaikan atau tidak dan
lain-lain.
Ancaman-ancaman itu layak menjadi pertimbangan kita. Namun kita perlu sadar
bahwa Allah telah menyediakan perbekalan yang cukup bagi kita untuk
mengatasinya. "Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga
dari pada banyak burung pipit" (Mat 10:31).
Kontemplasi:
Bayangkan ancaman apa yang sering mengganggumu dan lihatlah kamu mampu
melewatinya.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu mengatasi sesuatu yang mengancammu dengan cara
menjalani kehidupanmu secara biasa.
Doa:
Tuhan, semoga hidupku tidak dipenuhi oleh rasa takut yang mengancam. Semoga
aku lebih percaya bahwa rahmatMu mencukupi bagiku untuk mengatasi masalahku. Amin.
Perutusan:
Aku yakin Tuhan akan menolongmu dan membebaskanku dari kekuatan-kekuatan
yang mengancam. -nasp-
0 comments:
Post a Comment