Kamis, 09 Juli 2015
S. Gregorius Grassi, St.
Agustinus Zhao Rong, Yohana Skopelli, St. Fransiskus Diaz, St. Leo Ignasius
Mangin
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kej. 44:18-21,23b-29; 45:1-5;
Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 10:7-15. BcO 1Sam. 25:14-24,28-39
Matius
10:7-15:
7 Pergilah dan
beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. 8 Sembuhkanlah orang sakit;
bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu
telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan
cuma-cuma. 9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat
pinggangmu. 10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu
membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut
mendapat upahnya. 11 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang
yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. 12 Apabila kamu masuk
rumah orang, berilah salam kepada mereka. 13 Jika mereka layak menerimanya,
salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 14 Dan
apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah
dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. 15 Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora
akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Renungan:
Yesus mengutus para murid
untuk mewartakan Kerajaan Sorga sudah dekat. Mereka diminta untuk menghadirkan
keselamatan dan pembebasan, sekaligus menerima segala sikap yang akan dihadapi.
Kala diterima rahmat yang mereka terima akan bekerja. Kala mereka ditolak maka
debu di kaki pun perlu dikebaskan.
Dalam pengalaman karya
kala orang-orang yang dilayani menerima dengan baik maka pelayanan tersebut
terasa bertuah. Segala yang dipersiapkan dan dijalankan terasa mudah dan sangat
meneguhkan. Semua pihak yang terlibat pun merasakan kelegaan. Rahmat itu
bekerja. Sebaliknya kala ada penolakan maka yang terjadi sebaliknya.
Gereja menjadi semakin
hidup kala ada sikap saling menerima di antara anggotanya. Kala terjadi
penolakan maka ketidaknyamanan akan menghantui. Maka marilah kita mengembangkan
sikap saling menerima dan memberikan ruang pada rahmatNya untuk bekerja.
Kontemplasi:
Bayangkan kondisi gereja
di parokimu. Hadirlah sebagai pribadi yang membawa roh penerimaan.
Refleksi:
Bagaimana menghadirkan
sikap menerima dan membiarkan rahmat Tuhan bekerja?
Doa:
Tuhan semoga kami menjadi
rasul-rasulmu yang memberi ruang pada kerja rahmatMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan membangun sikap
menerima. -nasp-
0 comments:
Post a Comment