Santo Ignasius
dari Loyola, Imam
Jumat, 31 Juli
2015
Lukas 14:25-33
14:25.
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam
perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
14:26
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi
murid-Ku.
14:28
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak
duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk
menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29
Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya,
jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30
sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup
menyelesaikannya.
14:31
Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk
dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup
menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32
Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk
menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang
di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat
menjadi murid-Ku.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, untuk mempertahankan dan mengembangkan hidup orang akan mengumpulkan harta baik yang didapat dari warisan maupun yang dari hasil kerja. Orang akan menjaganya untuk menjadi tenang mengarungi hidup.
- Tampaknya, dari berbagai harta yang dimiliki, keluarga adalah harta yang berharga. Kalau terhadap materi saja ada pepatah sedumuk bathuk senyari bumi (sekalipun tanah hanya seluas dahi dan sepanjang rentangan jempol dan kelingking, harta harus dipertahankan), untuk menjaga keutuhan dan kebaikan keluarga orang harus berani mengorbankan segalanya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa semulia apapun tindakan seseorang untuk mendapatkan nafkah dan semendalam apapun kasih orang pada keluarga, kesemuanya justru menjadi kesia-siaan kalau hidupnya justru melekat pada harta dan keluarga dan tidak mendasarkan diri pada sikap yang mengalir dari pendengaran terhadap suara kedalaman batin. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan siap dan ikhlas kehilangan apapun termasuk relasinya dengan keluarga demi mempertahankan kemesraannya dengan kedalaman batin.
Ah, tanpa dukungan harta orang akan celaka.
0 comments:
Post a Comment