Santo Yakobus,
Rasul
Sabtu, 25 Juli
2015
Matius 20:20-28
20:20.
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu
sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
20:21
Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah
perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang
seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
20:22
Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta.
Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya:
"Kami dapat."
20:23
Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal
duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak
memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah
menyediakannya."
20:24
Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
20:25
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan
pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
20:26
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, pada umumnya orang mencita-citakan atau menginginkan hidup mulia. Tidak jarang orang menggambarkan kemuliaan hidup dikaitkan dengan kedudukan atau pangkat atau karier yang tinggi dan menanjak.
- Tampaknya, dengan kedudukan tinggi orang dapat menganggap dapat meraih banyak hal dengan mudah. Hidup menjadi bahagia karena segalanya serba terlayani.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa setinggi apapun kedudukan dan sehebat apapun karier seseorang kalau hidupnya tidak diwarnai kerelaan susah payah demi kebaikan banyak orang, dia tidak akan mengalami kemuliaan sejati tetapi malah masuk dalam permusuhan dengan orang-orang lain yang juga mengejar kedudukan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang ikhlas disebut budak asal hidupnya menjadi damai sejahtera bagi banyak orang.
Ah, bagaimanapun dengan kedudukan orang akan terhormat
dan mampu menentukan banyak hal.
0 comments:
Post a Comment