Kamis, 23 Juli 2015
St. Birgitta, Kunigunda
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kel. 19: 1-2,9-11,16-20b;
MT Dan. 3:52,53,54,56; Mat. 13:10-17. BcO 1Raj. 1:11-35; 2:10-12
Matius
13:10-17:

Renungan:
Seringkali kita mendapat
pengajaran dari orang tua dengan isyarat-isyarat. Kita diminta untuk
mengartikannya. Sering sampai lama kita tidak mengetahui apa maksud dari
pengajarannya tersebut. Hingga kala kita mengalami sesuatu kita bisa memahami
isyarat yang pernah kita terima.
Kepada orang-orang Yesus
mengajar dengan aneka perumpamaan. Kepada orang-orang khusus Yesus memberikan
penjelasan tentang perumpamaan yang Ia ajarkan. Perumpamaan memungkinkan
orang-orang menafsirkan artinya. Dan seringkali mereka pun tidak mengerti arti
perumpamaan tersebut walau mereka telah mendengar dan melihat.
Membaca perumpamaan dan
isyarat membutuhkan kejernihan batin. Kalau kita ingin menangkapnya dengan baik
maka hati kita juga mesti jernih. Maka marilah kita selalu menjernihkan hati
kita agar kita mampu menangkap isyarat dan perumpamaan yang diberikan kepada
kita dan mampu bersikap dan hidup dengan lebih baik.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu.
Bayangkan dirimu sedang mendapatkan pengajaran dari orang tuamu. Tangkaplah
maksud dan isi ajaran tersebut.
Refleksi:
Isyarat dan perumpamaan
apa yang mengesan dalam hidupmu?
Doa:
Bapa, bukalah dan
jernihkanlah hatiku untuk menangkap pengajaranmu. Amin.
Perutusan:
Aku akan menangkap
ajaranNya dengan jernih. -nasp-
0 comments:
Post a Comment