Pada sekitar jam 13.00 Selasa 14 Juli 2015 Rama Dodit dari Paroki Karangpanas, Semarang, datang di Domus Pacis. Rombongan kecil orang mengikutinya. "Rama Tri Hartono teka" (Rama Tri Hartono datang" pikir Rama Bambang. Benarlah. Rama Tri Hartono yang semula direncanakan hadir di Domus Pacis 1 Juli 2015 ternyata menjadi kenyataan dua minggu kemudian. Kata Rama Agoeng, Rama Tri Hartono memang diputuskan oleh Keuskupan untuk tinggal di Domus. Kondisi fisik akibat tremor dan parkonson membutuhkan tempat dan pelayanan khusus. Hari itu beliau diantar oleh Dewan Harian Paroki Karangpanas dan 2 orang kemenakan termasuk anak-anaknya yang masih kecil. Ternyata Rama Toto, Minister Domus Pacis, sudah menunggu beberapa saat sebelumnya. Rama Agoeng, Rama Harto, Rama Hantoro, Rama Joko dan Rama Bambang ikut menyambut.
Ada banyak dos dibawa masuk kamar yang sudah disediakan untuk beliau disamping beberapa peralatan lain. "Kuwi mesthi isi buku-buku. Rama Tri pancen seneng buku" (Itu pasti berisi buku-buku. Rama Tri memang senang membaca buku) kata Rama Hantoro. "Isih kelingan aku ora?" (Masihkah ingat aku) tanya Rama Bambang kepada Rama Tri yang mendapat jawaban dengan suara lemah dan lambat "Bam....bang". Kepada beberapa orang anggota Dewan yang mengantar, Rama Bambang berkata "Rama Tri ki angkatan tahbisan Rama Yadi. Nek karo aku angkatan mlebu seminari. Nanging aku metu rong taun" (Rama Tri adalah angkatan tahbisan Rama Yadi. Sedang dengan saya dia adalah angkatan masuk seminari. Tetapi saya keluar selama dua tahun).
Ketika akan berangkat misa pada jam 17.30 Rama Bambang bertemu Rama Yadi yang sedang mengurus tanaman. "Tri Hartono pun teka lho" (Tri Hartono sudang datang) kata Rama Bambang. Rama Yadi menyahut "O, wau kula nggih mireng tiyang kathah. Ning kok ketoke mboten mblebet ruang pertemuan. Kula kira tamu pribadi. Mula kula ajeng medal lajeng mboten estu" (O, tadi saya juga mendengar banyak orang datang. Tetapi tampaknya mereka tidak masuk ruang pertemuan. Saya berpikir itu tamu pribadi. Sebetulnya saya akan keluar dari kamar, tetapi saya batalkan).
0 comments:
Post a Comment