Minggu, 05 Juli 2015
Hari Minggu
Biasa XIV
warna liturgi Hijau
Bacaan
Yeh. 2:2-5; Mzm.
123:1-2a,2bcd,3-4; 2Kor. 12:7-10; Mrk. 6:1-6. BcO 1Sam. 17:1-10,23b-26,40-51
Markus 6:1-6:
1 Kemudian Yesus
berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya
mengikuti Dia. 2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat
yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana
diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan
mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3. Bukankah
Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan
bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka
kecewa dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi
dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum
keluarganya dan di rumahnya." 5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun
di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya
atas mereka. 6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus
berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Renungan:
Banyak hal menakjubkan di
sekitar kita. Kita pun dibuat terkagum-kagum dan juga tertolong olehnya. Namun
ternyata hal-hal tersebut dihasilkan oleh orang-orang dari latar belakang yang
menurut perkiraan manusiawi tidak mungkin terjadi. Orang yang tidak lulus dari
sekolah menyediakan fasilitas umum yang menolong banyak orang. Bahkan ada orang
yang hanya lulus Sekolah Dasar menjadi pedagang kain yang sangat sukses.
Rasanya kita tidak bisa
lagi meremehkan latar belakang seseorang. Siapapun bisa menjadi apapun sekarang
ini. Tidak semua orang yang putus sekolah akan gagal. Banyak di antara mereka
mampu berkembang dengan pesat di dunianya, bukan dunia akademis dengan
kurikulum yang sangat ketat.
Yesus, walau anak tukang
kayu mampu berbicara dan membuat banyak orang terkagum-kagum. "Dari mana
diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan
mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?"
(Mrk 6:2).
Kontemplasi:
Lihatlah satu dua teman
lamamu yang dulu dianggap tidak mampu dan sekarang menjadi orang yang berhasil.
Refleksi:
Bagaimana anda menilai
orang?
Doa:
Tuhan kuatkanlah hati
orang-orang yang diremehkan. Semoga mereka bertumbuh dan berkembang menjadi
pribadi yang berarti. Amin.
Perutusan:
Aku akan menghargai
seseorang dari yang dia mampui bukan latarbelakangnya. -nasp-
0 comments:
Post a Comment