Santa Maria
Magdalena
Rabu, 22 Juli
2015
Yohanes 20:1.11-18
20:1.
Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah
Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari
kubur.
20:11.
Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk
ke dalam kubur itu,
20:12
dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk
di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus
terbaring.
20:13
Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?"
Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu
di mana Ia diletakkan."
20:14
Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di
situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
20:15
Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau
cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata
kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku,
di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
20:16
Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya
dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
20:17
Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum
pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah
kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada
Allah-Ku dan Allahmu."
20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata
kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia
yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ditinggal oleh yang dicintai dapat membuat orang sungguh merasa susah. Orang dapat bertanya ke sana-sini mencari dimana yang dicintai berada.
- Tampaknya, berjumpa kembali dengan yang dicintai yang telah hilang dapat membuat orang amat bergembira. Orang dapat memeluk dan mencium karena terlalu gembiranya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata sesusah apapun orang berpisah dan segembira apapun orang berjumpa dengan yang dirindukan, hal itu justru harus diwaspadai karena dapat menjadi racun sayang diri yang merusak penghayatan kesejatian cinta yang selalu membimbing menerima siapapun apa adanya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati seberat apapun orang akan menerima yang disayangi bahkan siapapun yang berada dalam perkembangan kondisi dan situasi berbeda.
Ah, yang namanya mencinta ya harus tinggal bersama.
0 comments:
Post a Comment