Senin, 27 Juli 2015
Titus Brandsma, Maria
Magdalena Martinengo
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kel. 32:15-24,30-34; Mzm.
106:19-20,21-22,23; Mat. 13:31-35. BcO 1Raj. 10:1-13
Matius
13:31-35:
31 Yesus membentangkan
suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga
itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. 32 Memang
biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah
tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi
pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada
cabang-cabangnya." 33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada
mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang
perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir
seluruhnya." 34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam
perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada
mereka, 35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau
membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang
tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Renungan:
Suatu kali saya berada di
sebuah kampung. Di sana ada tulisan: "Dilarang menembak burung". Dari
cerita awalnya ada seorang warga yang mempunyai kebun luas. Dia selalu melarang
para pemburu burung masuk dan menembak di pekarangannya. Lama kelamaan hal itu
dirasa baik oleh warga maka dijadikan kebijakan kampung. Sekarang di sana pun
banyak burung berkeliaran dan mereka aman dari para penembak.
Ingat kisah itu
membandingkan dengan bacaan kali ini kiranya demikian juga gerak Kerajaan
Allah. Dari tindakan baik seseorang yang kemudian menjadi kebijakan bersama.
Gerakan yang awalnya dilakukan sendirian kemudian mendapat dukungan dan
diteguhkan oleh banyak orang. Satu orang itu mengurapi banyak orang.
Bagaikan ragi tindakan
baik akan memungkinkan kue yang enak terbentuk. Bagaikan biji sesawi ia akan
tumbuh menjadi besar dan bisa menjadi naungan banyak orang. Maka marilah kita
bangkit memulai perbuatan baik. Pada saatnya perbuatan baik inilah yang akan
mempengaruhi dan melingkupi hidup banyak orang.
Kontemplasi:
Bayangkanlah satu
perbuatan baik yang bisa kaulakukan yang bisa menjadi ragi kebaikan bagi dunia
sekitarmu.
Refleksi:
Ragi kerajaan Allah apa
yang akan kaubawa dalam hidupmu?
Doa:
Tuhan sertailah
orang-orang yang menawarkan kebaikan. Semoga mereka menjadi ragi yang mengolah
dunia ini menjadi semakin baik dan teduh untuk hidup. Amin.
Perutusan:
Aku akan
menumbuhkembangkan kebaikan bagi lingkungan sekitarku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment