Santo Alfonsus
Maria de Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja
Sabtu, 1 Agustus
2015
Matius 14:1-12
14:1.
Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja
wilayah.
14:2
Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah Yohanes Pembaptis; ia
sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu
bekerja di dalam-Nya."
14:3
Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya,
berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya.
14:4
Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil
Herodias!"
14:5
Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang
Yohanes sebagai nabi.
14:6
Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di
tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes,
14:7
sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya.
14:8
Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah
aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam."
14:9
Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya
diperintahkannya juga untuk memberikannya.
14:10
Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara
14:11
dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada
gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya.
14:12 Kemudian datanglah murid-murid
Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka
memberitahukannya kepada Yesus.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, pada umumnya orang akan mengistimewakan hari tertentu dengan bersenang ria. Orang dapat bersenang-senang pada hari perkawinan atau kelahiran atau hari apapun yang dipandang istimewa.
- Tampaknya, dalam bersenang pada hari itu orang akan amat bergembira kalau banyak orang ikut mengistimewakan. Orang juga dapat mengurangi harta untuk bersenang-senang menggembirakan banyak orang.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa segembira apapun seseorang kalau kegembiraan itu sampai menguasai kedalaman batin, kegembiraan itu justru dapat memporakporandakan dirinya sehingga berubah menjadi kesusahan yang juga mudah menjadi bencana bagi pihak lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mampu mengelola rasa apapun yang dialami baik susah maupun gembira sehingga kejadian apapun selalu menjadi pupuk pengembangan diri.
Ah, kesenangan itu ya harus dinikmati.
0 comments:
Post a Comment