Sabtu, 04 Juli 2015
St. Elisabet dr Portugal.
Pierre Georges Frassati, Maria Crocifissa Curcio
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kej. 27:1-5,15-29; Mzm.
135:1-2,3-4,5-6; Mat. 9:14-17. BcO 1Sam. 16:1-13
Matius
9:14-17:
14 Kemudian datanglah
murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang
Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 15 Jawab Yesus kepada
mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama
mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil
dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang
belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan
mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. 17 Begitu pula anggur yang
baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian
kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur.
Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan
demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Renungan:
Suatu kali aku
memperhatikan nenekku sedang memilih kain perca. Ia memilih yang semotif. Kain
yang baru juga dipisahkan dengan kain lama. Katanya supaya selaras dan tahan
lama kalau disambung-sambung. Iya dia membuat selimut dari kain perca tersebut.
Keselarasan usia menjadi
salah satu pertimbangan dalam jahit menjahit. Tampaknya pertimbangan ini juga
dalam banyak bidang yang lain. Sering orang pun bisa bekerja sama secara
optimal dengan yang seusia juga. Lalu bagaimana dengan yang beda usia, apakah
tidak bisa bekerjasama?
Kiranya satu hal yang
bisa dilakukan adalah memang mengakui perbedaan itu. Dan masing-masing dengan
kekhasannya menghadirkan diri dan saling mengapresiasi. Kerelaan mengakui
keberadaan yang lain dan mengapresiasi yang lain akan membangkitkan kerjasama
yang produktif.
Kontemplasi:
Bayangkan bagaimana
dirimu harus bekerjasama dengan mereka yang berbeda usia.
Refleksi:
Hal-hal apa yang mesti
kulakukan untuk bisa bekerjasama lintas usia?
Doa:
Tuhan ajarilah aku untuk
rela menerima yang berbeda denganku dan mengapresiasi mereka walau cara mereka mungkin
tidak pas di hatiku. Amin.
Perutusan:
Aku akan terus belajar
menerima dari komunitas lain yang berbeda dengan caraku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment