Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis untuk tahun 2017 sudah dimulai pada Minggu tanggal 5 Maret. Calon peserta yang mendaftarkan ada 375 orang. Tetapi di dalam pelaksanaan pada hari itu ada peserta-peserta baru yang tidak mendaftar lebih dahulu. Ruang Barnabas di Domus Pacis tampak penuh. Dokter FX Suharnadi, ahli penyakit dalam dan konsultan penyakit diabetes dari RS Panti Rapih, menjadi penyumbang pembicaraan yang berjudul Seger Nadyan Duwe Lelara (Segar Walau Punya Penyakit). Dr. Harnadi amat segar dalam mengetengahkan pembicaraannya. Pusat pembicaraan memang berkisar tentang sakit yang sebabnya ada yang karena keturunan, trauma (kecelakaan), tumor, dan generatif (usia). Untuk kaum tua ada 13 macam penyakit usia lanjut: sulit tidur, tidak stabil, kesendirian, mudah lupa, katarak, kurang daya tahan, mudah kena infeksi, mudah nabrak, kerusakan penglihatan, kerusakan pendengaran, kerusakan daya pengecap, kerusakan daya penciuman, dan kerusakan kemampuan komunikasi. Dalam hal ini dokter Harnadi juga menyampaikan bagaimana kaum tua harus berbuat bila berhadapan dengan penyakit-penyakit itu. Terhadap pembicaraan ini ada banyak peserta yang mengajukan pertanyaan dan ada juga yang mensharingkan pengalamannya. Agar tenang menghadapi berbagai penyakit yang disandang Pak Harnadi menyampaikan pegangan: TAK PERLU TAKUT, MENENTUKAN BAGAIMANA HARUS MENSIKAPI, DIET, DAN PASRAH DIRI. Dalam hal ini ada peserta yang mengatakan bahwa yang pokok adalah BERSAHABAT DENGAN PENYAKIT dan tidak membenci dan memusuhi.
Sesudah pembicaraan itu Rm. Bambang menyampaikan landasan kerohanian yang diambil dari Injil hari itu, yaitu Mat 4:1-11. Yang paling pokok adalah hidup dituntun oleh Roh. Tuntunan Roh tidak membuat orang terbebas dari godaan iblis. Godaan iblis ada dalam tiga tingkatan: ekonomis (soal santapan), cari hebat (soal kemampuan yang membanggakan), dan haus kekuasaan. Tetapi dalam Roh orang mampu tidak mengikuti nafsu-nafsu itu. Orang yang berpenyakitan pertama-tama memang harus, meminjam istilah dr. Harnadi, jamu (jaga mulut). Berani menata dan memilih serta menyantap makanan yang tidak berbahaya sesuai dengan penyakitnya. Kalau sudah menjadi kebiasaan orang harus hati-hati agar tidak menyombongkan diri. Biasanya kalau sudah sombong orang mudah lupa dan tak waspada. Dan yang terakhir orang harus menjaga diri selalu berendah hati. Semua ini dapat dilakukan tanpa harus jadi tokoh keagamaan dan petapa. Orang cukup membiasakan diri membuka hati kontak dengan Tuhan.
Tampaknya yang biasa ikut Novena Domus cukup antusias dengan isi seminar yang selalu ditutup dengan misa. Mereka memang diminta untuk mendaftarkan diri. Hal ini berkaitan dengan penyediaan konsumsi. Dua hari sesudah pelaksanaan tahap pertama, sudah ada 363 orang yang mendaftarkan diri pada Rm. Bambang lewat SMS. Hal ini berarti tak lama lagi pendaftaran sudah ditutup. Pendaftar yang sudah masuk dapat dilihat pada matrik berikut:
ASAL PESERTA
|
JUMLAH
|
01. Paroki Pringwulung
|
66 orang
|
02. Paroki Kotabaru, Lingkungan Sendowo
|
6 orang
|
03. Paroki Administratif Pringgolayan
|
16 orang
|
04. Paroki Pugeran
|
8 orang
|
05. Paroki Bintaran, Lingkungan Nicolas
|
8 orang
|
06. Paroki Baciro
|
12 orang
|
07. Paroki Minomartani
|
10 orang
|
08. Paroki Banteng
|
2 orang
|
09. Paroki Babadan
|
4 orang
|
10. Paroki Babarsari
|
15 orang
|
11. Paroki Medari
|
22 orang
|
12. Paroki Mlati
|
5 orang
|
13. Paroki Gamping
|
2 orang
|
14. Paroki Ganjuran,
Lingkungan Kepuh
|
4 orang
|
15. Paroki Klaten
|
150 orang
|
16. Paroki Gondang
|
20 orang
|
17. Paroki Ignatius Magelang
|
13 orang
|
JUMLAH
|
363 orang
|
0 comments:
Post a Comment