HARI MINGGU PRAPASKAH II
warna liturgi Ungu
Bacaan
Kej. 12:1-4a; Mzm.
33:4-5,18-19,20,22; 2Tim. 1:8b-10; Mat. 17:1-9. BcO Ul 18:1-22
Matius 17:1-9:
1 Enam
hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan
bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka
sendiri saja. 2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya
bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti
terang. 3 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia 4
Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat
ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau,
satu untuk Musa dan satu untuk Elia." 5 Dan tiba-tiba sedang ia
berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu
terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah
Aku berkenan, dengarkanlah Dia." 6 Mendengar itu tersungkurlah
murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. 7 Lalu Yesus datang kepada mereka
dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!" 8 Dan
ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus
seorang diri. 9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada
mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum
Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Berada dalam suasana kemenangan,
berkuasa dan kemuliaan tentu menyenangkan. Sering orang tidak ingin segera
melepaskannya. Ia ingin berlama-lama menikmatinya. Tidak sedikit pula yang
menyiapkan aturan agar saat tidak berkuasa masih bisa menikmati fasilitas kekuasaannya.
Yesus mengajak perwakilan para murid
untuk naik gunung dan berdoa. Mereka pun menikmati kemuliaan Yesus di atas
gunung tersebut. Petrus pun mengusulkan untuk tinggal sejenak di situ dengan
mendirikan tiga tenda. Namun Tuhan mengajak mereka turun gunung dan menjalankan
tugas perutusan yang mesti dijalankan.
Kemuliaan dan segala fasilitas yang
kita dapat bukanlah untuk kita nikmati dengang ongkang-ongkang kaki. Semua itu
ada untuk mendukung karya pelayanan kita. Maka rasanya bukan hanya duduk
bersantai menikmati semuanya tapi kita diundang bergerak memanfaatkan semua
yang kita terima demi pelayanan dan perutusan.
Kontemplasi:
Ingatlah fasilitas-fasilitas yang
diberikan kepadamu. Bagaimana anda menggunakannya untuk perutusanmu.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menggunakan
fasilitas untuk perutusanmu.
Doa:
Tuhan terima kasih atas rahmat yang
telah Kauberikan. Semoga aku selalu semangat menggunakan rahmatMu untuk
pelayanan. Amin.
Perutusan:
Aku tidak akan hanya menikmati
rahmat tapi membagikannya bagi
pelayanan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment