Selasa, 28 Maret 2017
Yohanes 5:1-16
5:2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah
kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
5:3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar
orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang
menantikan goncangan air kolam itu.
5:4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam
itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya
sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.
5:5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan
tahun lamanya sakit.
5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ
dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia
kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan,
tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai
goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun
mendahului aku."
5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah
tilammu dan berjalanlah."
5:9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia
mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
5:10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada
orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau
memikul tilammu."
5:11 Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang
telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan
berjalanlah."
5:12 Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang
itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"
5:13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu
siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di
tempat itu.
5:14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait
Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa
lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
5:15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada
orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.
5:16 Dan karena
itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal
itu pada hari Sabat.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, pada umumnya agama memiliki hari-hari suci. Pada hari suci keagamaan orang harus bebas dari kehidupan harian seperti biasa.
- Tampaknya, untuk menghayati hari suci agama biasa memberikan pedoman dan tata peraturan. Orang yang serius beragama akan memperhatikan dan taat pada aturan tentang hari suci.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, setaat apapun orang menjalani aturan yang ada, orang beragama belum sungguh menghayati hari suci kalau di situ belum sampai kesadaran akan penyertaan ilahi dalam kehidupannya sehingga hati digetarkan oleh rasa syukur penuh sukacita. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu dikembangkan oleh rasa syukur anugerah hidup pada penghayatan akan hari suci.
Ah, yang pokok pada hari suci
orang dapat libur.
0 comments:
Post a Comment