HARI RAYA St. YUSUF, suami Santa
Perawan Maria
warna liturgi Putih
Bacaan
2Sam.
7:4-5a,12-14a,16; Mzm.
89:2-3,4-5,27,29; Rm.
4:13,16-18,22; Mat.
1:16,18-21,24a atau Luk. 2:41-51a. BcO Ibr 11:1-16
Matius
1:16,18-21,24a:
16 Yakub
memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. 18
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya,
bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka
hidup sebagai suami isteri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati
dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud
menceraikannya dengan diam-diam. 20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud
itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak
Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang
di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21 Ia akan melahirkan anak
laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 24 Sesudah bangun dari tidurnya,
Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia
mengambil Maria sebagai isterinya,
Renungan:
Suara hati yang terolah akan gampang
menangkap kehendak baik. Walau ada dorongan untuk berbuat tidak baik namun ia
tetap akan bergerak kepada kebaikan. Suara hati menuntun langkah kakinya ke
sana.
Yusuf adalah pribadi yang mengolah
suara hatinya. Ada dorongan dalam dirinya untuk menceraikan Maria secara
diam-diam karena Maria tunangannya mengandung dari Roh Kudus. Namun makaikat
datang kepadanya dan mengingatkannya untuk tetap mengambil Maria sebagai
isterinya. Yusuf pun mengikuti suara itu.
Maka marilah kita selalu mengasah
suara hati kita agar kita makin peka menangkap kehendak-Nya. Ketajaman suara
hati kita juga menghindarkan kita dalam tindakan kejahatan. Teruslah mengasah
suara hati. Tanpa diasah suara hati pun bisa tumpul.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah Yusuf dalam Injil Mat
1:16.18-21.24a.
Refleksi:
Apa yang perlu kita lakukan untuk
mempertajam suara hati kita?
Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai suara
hati yang peka menangkap kehendak-Mu. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengasah ketajaman suara
hatiku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment