Marta
warna liturgi Ungu
Bacaan
Mi.
7:14-15,18-20; Mzm.
103:1-2,3-4,9-10,11-12; Luk.
15:1-3,11-32. BcO Ul 32:48-52;
34:1-12
Lukas
15:1-3,11-32:
1 Para
pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk
mendengarkan Dia. 2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama
dengan mereka." 3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 11 Yesus
berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12 Kata yang
bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang
menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara
mereka. 13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu
lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu
dengan hidup berfoya-foya. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana
kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15 Lalu ia pergi dan
bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang
untuk menjaga babinya. 16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang
menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku
yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18 Aku
akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah
berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19 aku tidak layak lagi disebutkan
anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 20 Maka bangkitlah
ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya,
lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan
dia lalu merangkul dan mencium dia. 21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah
berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak
bapa. 22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari
jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada
jarinya dan sepatu pada kakinya. 23 Dan ambillah anak lembu tambun itu,
sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 24 Sebab anakku ini
telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka
mulailah mereka bersukaria. 25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan
ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian
tari-tarian. 26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya
apa arti semuanya itu. 27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu
telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan
sehat. 28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya
keluar dan berbicara dengan dia. 29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah
bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa,
tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang
telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka
bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 31 Kata ayahnya kepadanya:
Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah
kepunyaanmu. 32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati
dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Kisah dalam Injil hari ini seringkali
kita dengar. Bahkan mungkin kita pun memberi judul tersendiri dengan kisah ini.
Banyak pula film, drama dibuat berinspirasi
dari kisah tersebut. Kesannya begitu mendalam.
Walau kisah ini berkesan mendalam
namun dalam kenyataan tetap menjadi tantangan. Banyak orang masih sering
kesulitan untuk menerima saudaranya yang bertobat. Sangat banyak orang yang
berani kembali ke jalan hidup yang baik. Orang-orang masih berkutat dengan cara
lama, yang berdosa harus dihukum.
Tuhan adalah pengasih dan pengampun.
Ia menerima siapa saja yang menyesali dan mengakui dosanya. Maka marilah kita
mohon rahmat kepada Tuhan agar kita pun gampang mengampuni.
Kontemplasi:
Bayangkan ada orang berdosa yang
kamu benci bertobat di hadapanmu.
Refleksi:
Bagaimana mengampuni mereka yang
bersalah kepada kita?
Doa:
Tuhan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni kesalahan sesama kami. Semoga jiwa pengampun
menjadi milikku. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengampuni dan menerima
mereka yang bersalah dan sudah bertobat. -nasp-
0 comments:
Post a Comment